Menu

Dark Mode
Rakor Satgas PKDRT & TPPO Kelurahan Cilangkap Edukasi Gizi Seimbang Untuk Pencegahan Stunting Pada Anak Balita Di TPA Baitul Ilmi Di Desa Rawapanjang Penyakit Jamur sebagai Ancaman Kesehatan Global Tersembunyi Depok Bersatu untuk Palestina Merdeka PT Tirta Asasta Depok Dukung Pemulihan Akses Air Bersih Bagi Korban Bencana Alam Sukabumi Jembatan Penghubung Antara RW 19 dan RW 17 Pancoran Mas Diresmikan Hasil Aspirasi Aleg Moh Hafid Nasir

Teknologi

Bermodalkan Beasiswa, Pria Ini Raih Gelar Doktor dari Universitas Gunadarma

badge-check


					Bermodalkan Beasiswa, Pria Ini Raih Gelar Doktor dari Universitas Gunadarma Perbesar

DepokNews- Dunia komputasi saat ini sudah memasuki era komputasi paralel, hal ini didorong oleh keinginan pasar akan adanya komputer dengan kemampuan komputerasi yang besar. Selain meningkatkan kemampuan prosesor, komputer-komputer juga dibekali lebih dari satu prosesor.

Super komputer tercepat didunia saat ini, yaitu Sunway Taihu Light menggunakan 10.649.600 prosesor. Dengan jumlah prosesor yang semakin meningkat, dibutuhkan suatu arsitektur model jaringan untuk mengatur letak dan hubungan prosesor-prosesor tersebut.

Itulah penjabaran Mufid Nilmada mahasiswa S3 Universitas Gundarma, dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Teknologi Informasi, di Auditorium Kampus Gunadarma Depok, Rabu (25/1/2017). Mufid yang mendapatkan beasiswa ini, dengan gamblang dan percaya diri menjawab pertanyaan penguji. Menghasilkan lulus dengan nilai sangat memuaskan, dengan disertasi berjudul Topologi Jaringan Interkoneksi Baru : Enhanced-Extended Fibonacci Cube (E2FC).

“Banyak topologi jaringan interkoneksi yang ditawarkan dan dapat dipilih, tentunya masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Sangat jarang dan bahkan nyaris tidak ada topologi jaringan yang mampu memiliki semua keunggulan-keunggulan dari parameter jaringan, seperti diameter, jumlah simpul, jumlah busur, derajat simpul, konektifitas, modularitas, regularitas, fault tolerance, rekursif dan lain sebagainya,” jabarnya.

Akan tetapi, lanjut Mufid, ada dua parameter yang diinginkan oleh industry untuk dimiliki sebuah jaringan, yaitu diameter dan derajat simpul sekecil mungkin. Diameter yang kecil mengindikasikan waktu komputasi yang singkat, derajat simpul yang kecil mengarah pada biaya hardware yang rendah.

“E2FC adalah sebuah topologi jaringan baru berbasis hypercube yang dirancang agar memiliki diameter lebih rendah dari pendahulunya namun tetap memiliki keunggulan-keunggulan istimewa dari model-model jaringan keluarga hypercube. E2FC terbukti mampu meningkatkan waktu komunikasi antar prosesor dan juga tetap mempertahan biaya hardware yang relevan,” jelasnya.

Besar harapan Mufid, disertasinya akan berguna bagi siapapun. Hanya membutuhkan waktu tiga tahun baginya untuk selesai kuliah program Doktor, melalui beasiswa dari Universitas Gunadarma.

“Banyak sekali yang membantu saya dalam pengerjaan disertasi ini, sehingga sangat memudahkan,” tutup ayah satu anak ini.(mia)

Facebook Comments Box

Read More

RoboHelm, Ciptaan Gunadarma yang Disebut Efektif Tangani Covid-19

29 May 2020 - 09:08 WIB

Inovatif, Mahasiswa Universitas Gunadarma Ciptakan RoboHelm Untuk Penangan Pasien Covid-19

27 May 2020 - 05:11 WIB

Ikatan Silaturahmi Alumni SEBI Launcing Aplikasi ISAS Networking

16 October 2019 - 20:01 WIB

Achmad Zaky yang Tidak Saya Kenal

20 February 2019 - 16:08 WIB

Peniliti: Permukaan Tanah Jakarta Utara Turun 11 cm per tahun

4 December 2018 - 07:08 WIB

Trending on Pendidikan