DepokNews- Dewan Kesenian Depok (DKD) adakan diskusi kesenian se-Jawa Barat. Diskusi yang dibuka Wakil Guvernur Jawa Barat Deddy Mozwar ini, mengambil tema diskusi mengenai Sosialisasi UU Kebudayaan dan Strategi Memajukan Kesenian di Jawa Barat, di Waroeng Betawi Ngoempul, Tanah Baru, Beji, Rabu (24/5).
Ketua DKD, Nuroji menjelaskan melalui diskusi yang melibatkan beberapa kabupaten/kota di Jabar ini, seperti Bandung, Sukabumi, Indramayu, Purwakarta dam lainnya. Nantinya hasil diskusi akan diserahkan ke pemimpin daerah. Diskusi akan membahas apa yang kurang dalam bidang kesenian di daerah masing-masing.
“Misalkan di Depok apa yang belum ada dan sifatnya urgent seperti tidak adanya cagar budaya. Sedangkan di Depok banyak kebudayaan yang perlu dilestarikan,” jelas Nuroji.
Telah diatur dalam undang-undang bahwa pemerintah wajib mengurusi kesenian di daerahnya. Apa yang dirasakan, diinginkan akan dibuat rekomendasi ke wali kota dan DPRD, disana ada bidang kebudayaan.
“Setelah itu keputusan kepala daerah untuk merealisasikan atau mencari solusi, dari hasil rekomendasi tersebut,” tukasnya.
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan bahwa kesenian di Jabar harus tetap hidup. Penghasil devisa terbesar di Indonesia adalah dari bidang migas, batu bara, kelapa sawit dan kepariwisataan. Tiga teratas turun dan yang mengalami peningkatan adalah kepariwisataan.
“Ivestornya mudah murah serta cepat menyerap tenaga kerja. Bicara ekonomi kreatif dan pariwsata, rohnya adalah industri kebudayaan. Karena itu peningkatan suatu daerah dapat diwujudkan dari pariwisata, dan para seniman di daerah dapat membantu pemerintah merealisasikannya,” terang Deddy.
Melalui diskusi kesenian se-Jawa Barat ini, Deddy meyakini bisa membawa perubahan dalam dunia pariwisata di tiap daerah. Kesenian harus terus hidup karena berkaitan erat dengan bidang kepariwisataan.
Deddy sendiri mengapresiasi kegiatan diskusi ini, dan berharap Indonesia khususnya Jabar dapat menjadi destinasi wisata.
“Saya mengapresiasi diskusi ini, kita lihat input dari rumusan masalah yang dikembangkan setelah itu diimplementasikan di kehidupan di Jabar,” tutupnya.(mia)