Penulis : Lestari Octavia, Dosen Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat
DepokNews–Pola Asuh dan Pemberian Makanan pada Balita untuk Mencegah Stunting Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, telah diadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pemberian materi parenting kepada kelompok kader Posyandu di desa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader Posyandu mengenai pola asuh dan pemberian makanan yang tepat bagi balita guna mencegah risiko stunting. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini menekankan pentingnya pola asuh yang baik dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak. Pola asuh yang
tepat sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental anak, serta dapat mencegah berbagai masalah kesehatan termasuk stunting. Selain itu, materi juga mencakup teknik pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak balita. Para kader diberikan pemahaman tentang bagaimana pola asuh yang baik dapat mendukung kebiasaan makan yang sehat pada anak.
Pola asuh yang penuh kasih sayang, perhatian, dan konsistensi dalam memberikan makanan bergizi sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, sehingga risiko
stunting dapat diminimalisir dan anak dapat tumbuh dengan optimal. Wahyu Tri Raharjanti dari
Kagama Parenting yang menjadi narasumber sesi pertama menyampaikan bahwa pola makan yang
sehat merupakan aspek penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak,
khususnya pada masa balita dan usia dini. Pada periode ini, tubuh dan otak anak berkembang
dengan pesat, sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang tepat. Sebaliknya, pola makan yang
buruk dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas, diabetes,
malnutrisi, serta gangguan perkembangan fisik dan mental lainnya. Dalam membentuk kebiasaan
makan anak, pola asuh keluarga memegang peranan yang sangat besar. Orang tua, sering kali
menjadi model utama bagi anak dalam memilih makanan. Dengan memberikan bimbingan yang
tepat, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat, yang akan
berpengaruh pada kesehatan anak di masa depan. Di dalam rumah tangga, kolaborasi yang
harmonis antara kedua orang tua diperlukan untuk menciptakan pola makan sehat yang konsisten,
sehingga anak dapat tumbuh sehat secara fisik dan mental. Dukungan keluarga yang solid akan
membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang baik sepanjang hidupnya.
Pemenuhan Kebutuhan Zat Gizi Balita dengan Pemberian Makanan yang sesuai untuk
Mencegah Stunting.
Dalam sesi ini, para kader posyandu diberi paparan mengenai makanan pendamping air susu ibu
(MP-ASI) dan contoh makanan yang dapat dikonsumsi oleh balita sejak usia enam (6) bulan
dengan narasumber Lestari Octavia dari Universitas Gunadarma. Pemberian makanan tambahan
diberikan sejak usia 6 bulan setelah memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada enam (6)
bulan pertama kehidupan Makanan yang direkomendasikan merupakan sumber energi, protein,
lemak, vitamin dan mineral yang berasal dari buah-buahan segar, sayuran hijau, produk hewani-
nabati dan karbohidrat kompleks. Sumber bahan pangan yang diberikan pada balita sebaiknya
bahan yang tersedia di sekitar kediaman, terlebih jika bisa diusahakan dari pekarangan atau
aktivitas ekonomi yang ada di rumah.. Makanan yang diberikan juga harus variatif, berasal dari berbagai sumber makanan untuk mengenalkan rasa, tekstur, dan warna. Kebutuhan zat gizi berasal
dari sumber makanan yang bermacam-macam karena tidak ada makanan tunggal yang dapat
memenuhi semua kebutuhan. Memberikan makanan yang kaya macam dan ragam akan
melengkapi kebutuhan zat gizi dan mengenalkan balita pada berbagai jenis makanan.
Respon pihak kantor desa Rawapanjang pada kegiatan pengabdian masyarakat ini positif karena
peran institusi pendidikan tinggi pada perumusan penyelesaian permasalahan kesehatan
masyarakat. Djuhana, kepala tim penggerak PKK desa Rawapanjang, berharap sinergisitas antara
pemerintah desa dan pendidikan tinggi dapat berkelanjutan dan berkontribusi pada permasalahan
kompleks yang dihadapi. Kompleksitas permasalahan desa membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak, termasuk perguruan tinggi. Dalam kegiatan edukasi tersebut juga terjalin interaksi yang
antusias antara narasumber dan peserta seputar pola asuh, pemilihan makanan dan indikator
tumbuh kembanga balita. Kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Gunadarma diikuti oleh
dosen dari berbagai disiplin ilmu, antara lain kebidanan, ekonomi dan teknologi informasi sebagai
wujud kolaborasi berbagai bidang ilmu. Kegiatan edukasi untuk kader desa Rawapanjang diikuti
oleh 50 kader dari 25 posyandu yang melayani pelayanan kesehatan balita secara rutin.
Penutup
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para kader
Posyandu dalam menjalankan tugas mereka di masyarakat. Dengan pengetahuan dan keterampilan
yang telah diberikan, diharapkan para kader dapat membantu mencegah risiko stunting pada balita
melalui pola asuh yang baik dan pemberian makanan yang tepat. Kita semua berharap, dengan
kerjasama dan komitmen yang kuat, anak-anak di desa ini dapat tumbuh sehat dan optimal