Berbagi Kisah Melalui Bedah Buku, “Mohammad Idris-Pengabdian Tiada Henti”

DepokNews — Perjalan untuk menuju sukses tidaklah mudah. Hal itu tertuang dalam sepenggal kisah dari perjalanan kehidupan Walikota Depok, Mohammad Idris melalui bukunya yang bertajuk “Pengabdian Tiada Henti”.

Singkat cerita, di tahun 60-an, kala itu Mohammad Idris belum genap usia lima tahun. Di masa-masa itu seharusnya seorang anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang ibu. Namun, hal pahit harus ia rasakan, dirinya harus merelakan kepergian ibunda tercinta. Akan tetapi dirinya tidak patah semangat, ia tetap tegar sampai akhirnya memiliki tekad untuk tetap melanjutkan pendidikan agar sukses.
Tiba menjelang remaja, Idris sudah jauh dari keluarga. Dirinya memilih untuk masuk ke pesantren di Gontor. Jika diingat, kala itu sang kakak dari Walikota ini sangat khawatir dan takut, pasalnya pesantren di tahun 70-an masih terlihat mengkhawatirkan. Hanya saja, kakaknya dapat mengerti dan ayahnya atau biasa disebut sebagai Baba juga mengizinkannya.
Betapa rasa sayang Bapak kepada anaknya, sampai-sampai ia membawakan kasur untuk sang anak di pesantren. Lucunya, dulu membawa kasur itu sampai ke Madiun menggunakan Kereta, lanjut Idris sambil terbahak.
Tamat dari Gontor ada hal yang mengesankan, itu adalah kenangan selama dirinya mengikuti organisasi. Dirinya sempat mengikuti Pramuka dan ia pernah menjadi pasukan pendamping atau pagar betis untuk penyambutan Bapak Presiden Soeharto.
“Ketika Di paskibra saya ditunjuk dan  dipercayakan sebagai dirjen untuk membawakan lagu “Oh Pondokku”. Saat itu hal yang membuat saya grogi adalah kritikan Pak Kyai yang biasa dilakukan pasca acara,” ujar Idris saat menjadi pembicara utama dalam acara Bedah Buku “Mohammad Idris-Penantian Tiada Henti” di Masjid As-Salaam, Komp. Departemen Penerangan jl. gas alam kel. Sukatani, kec. Tapos, Minggu (4/6/2017).
Setelah mengakhiri pendidikan di Gontor, dirinya memulai karir sebagai pengajar di madrasah. Hanya saja ia merasa pengetahuannya masih kurang dan akhirnya ia bertekad melanjutkan kuliah di Saudi. Tetapi karena hasil tes ia tidak lulus untuk melanjutkan pendidikan di Saudi Arabia, dirinya berada di posisi rangking ke 13, sementara jatah untuk belajar di Saudi Arabia hanya 10 besar, namun takdir berbicara lain, tiga rekannya yang sebelumnya lulus tes, kemudian batal berangkat karena berbagai sebab, ia yang berada pada ranking 13 akhirnya diputuskan untuk berangkat ke Saudi Arabia guna melanjutkan pendidikan.
Selang waktu pada tahun 1998, Idris memutuskan untuk menikah dan meminang gadis asal cirebon yang bernama Ely Farida. Keduanya memantapkan hati untuk ta’aruf. Awalnya ia (Ely Farida) mengatakan bahwa enggan bersuamikan anak betawi, tetapi Allah SWT mentakdirkan dirinya berjodoh dengan anak betawi. Melalui proses ta’aruf akhirnya Alumni Gontor tersebut berhasil meminang Ely, dan membangun keluarga yang harmonis hingga saat ini dan berharap untuk selamanya.
Setelah resmi menikah, Wali Kota Depok kembali memboyong keluarganya ke Saudi Arabia untuk melanjutkan kuliahnya hingga S-3. “Jujur, hidup di sana pada waktu itu saya dan keluarga tidak mudah. Saya harus bertanggung jawab sebagai seorang suami dan ayah untuk memberikan nafkah. Namun di satu sisi saya juga harus mengejar pendidikan, hingga akhirnya saya bekerja menjadi juru ketik di sana,” imbuhnya.
Menurutnya, masa-masa sulit seperti itu tidak mematahkan semangat perjuangannya. Dirinya tetap bersemangat dan ia tidak merasa kesepian, sebab ia memiliki sosok wanita soleha yang tetap meneladani kehidupan Siti Khodijah (istri baginda Rasulullah Muhammad SAW) dengan tetap mendukung perjalanan hidup sang suami.
Sementara Arief Muhajir selaku penulis buku dilokasi bedah buku mengatakan bahwa dirinya mencoba mengangkat sisi humanis seorang KH. DR. Idris Abdul Shomad, saat Idris kecil, muda dan hingga kini, menjabat sebagai Walikota Depok.
Dirinya menambahkan bahwa perjuangan hidup seorang Idris patut menjadi suri tauladan bagi kita semua, utamanya bagi generasi muda, untuk berani mengambil sikap, tentunya sikap yang positif demi kehidupan masa depan, jangan pernah takut menghadapi kerasnya gelombang kehidupan, dan jangan pernah berhenti untuk terus berjuang.
Dalam buku yang ditulisnya juga memaparkan, Idris adalah sosok yang tak berhenti mengabdi!. Idris Sepulang dari Arab Saudi menjadi dosen dan juga aktif di LP2S al Haramain, Ikadi maupun MUI. Hingga Idris dipercaya menjadi Wakil Walikota Depok, dan kini menjadi Walikota Depok periode 2016 – 2021.
Hadir pada acara bedah buku, antara lain kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Kadis Karpus, Kepala RSUD Depok, Camat Tapos dan lurah Sukatani, ibu ibu majelis dan DKM masjid As Salaam serta warga sekitar komplek perumahan.
Acara bedah buku di akhiri dengan sholat zuhur berjamaah, dengan imam Walikota Depok, KH. DR. Mohammad Idris Abdul Shomad, “Pengabdian Tiada Henti” bagi seorang Idris Abdul Shomad. (Meida)