DepokNews–Dunia bisnis saat ini menjadi faktor yang sangat dominan dalam pertumbuhan Ekonomi pasca pandemi covid beberapa tahun lalu dan Penjualan merupakan Faktor penting dalam Bisnis, bahkan menjadi ujung tombak dalam bisnis namun tanpa tenaga penjualan yang termotivasi, target yang tinggi hanyalah angka di atas kertas. Dalam dunia yang kompetitif, skema kompensasi yang tepat tidak hanya menghargai pencapaian tenaga penjualan tetapi juga berperan penting dalam menjaga semangat dan loyalitas mereka. Konsep kompensasi telah berevolusi seiring dengan perubahan zaman. Kini, kompensasi tidak hanya dilihat sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang bagi perusahaan. Memberikan kompensasi yang memdai dan sesuai dengan kebutuhan karyawan, perusahaan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Lalu bagaimana menyusun skema kompensasi yang tidak hanya berbasis angka, tetapi mampu memperkuat motivasi tenaga penjualan? Sebelum lanjut pada bagaimana ada baiknya kita paham prinsip-prnsip dasar menyusun skema kompensasi yang efektif yaitu : 1. Keadilan dan Transparansi : Skema kompensasi yang adil dan jelas akan meningkatkan rasa percaya tenaga penjualan terhadap perusahaan. 2. Berbasis Kinerja: Penekanan pada kinerja individu dan tim, dengan target yang realistis dan terukur. 3. Fleksibilitas: Menyesuaikan kompensasi berdasarkan kondisi pasar dan kebutuhan tenaga penjualan.4. Keseimbangan Antara Jangka Pendek dan Jangka Panjang: Memberikan bonus jangka pendek yang menarik serta insentif jangka panjang seperti opsi saham atau program pensiun. Menganggap bahwa kompensasi hanya dengan angka adalah pendekatan yang terlalu sederhana dan kurang mampu menangkap kompleksitas dari konsep kompensasi, Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kepuasan dan motivasi karyawan. Sehingga perusahaan dapat merancang program kompensasi yang efektif dan menarik bagi karyawan. Seperti apa contoh kompensasi yang lebih dari sekadar angka?
1.Melalui Program pengembangan diri-dengan pelatihan workshop atau seminar sehingga karyawan memilik wawsan dan keilmua yang memadai sesuai dengan kebutuhan, sehingga karyawan termotivasi untuk berkembang dan mempunyai rasa kepemilikan yang baik yang dapat menumbuhkan tingkat loyalitas yang berguna bagi perusahaan tidak hanya jangka pendek tapi untuk jangka panjang pula.
2.Fasilitas yang memadai – dengan fasilitas yang memadai seperti akses internet dan kebutuhan bagi tersupportnya tenaga penjualan akan meningkatkan produktifitas dan kepuasan karyawan dan semangat dalam berinovasi karena mereasa di berikan penghargaan.
3. Waktu luang yang cukup, pengakuan dan penghargaan- memberikan kesempatan kepada karyawan dalam gerak dan inovasi, pengakuan dan penghargaan terhadap hal-hal baik baik besar maupun kecil akan menjadikan karyawan merasa terperhatikan, hal ini merupakan investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan produktivitas, keratifitas dan retensi karyawan.
4.Program kesejarteraan karyawan – seperti programasuransi kesehatan , fasilitas olahraga dan rekreasi bersama, dengan program-program yang mendukung akan menumbuhkan loyalitas kerja yang kuat, produktif dan tingkat stres yang lebih rendah.
Kompensasi yang efektif bukan sekadar memberikan imbalan finansial, tetapi juga menginspirasi tenaga penjualan untuk terus berkembang. Dengan menyusun skema yang adil, transparan, dan memperhatikan kebutuhan jangka panjang, perusahaan tidak hanya dapat mencapai target penjualan, tetapi juga menciptakan tim penjualan yang loyal dan termotivasi. Tentu akan di temukan tantangan dalam merelaisasikan, perlu bagi perusahan mengukur sejauh mana keberhasilan skema kompensasi terhadap tenaga penjualan sebelum dan sesudah skema di terapkan, tingkat retensi tenaga penjualan, keseimbangan antara biaya kompensasi dgn pertumbuhan pendapatan serta survei kepuasan tenaga penjualan terkait dengan skema kompensasi, sehingga target yang di canangkan perusahaan akan bisa di laksanakan dengan baik dan tentunya di rasakan kebermanfaatanya pula oleh karyawan.
by Widi Astuti _ Mahasiswa STEI Sebi
*Referensi :
1.Loker.id
2.Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1992). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Harvard Business Review Press.
3.Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson.
4.Herzberg, F. (1968). One More Time: How Do You Motivate Employees? Harvard Business Review.
5. Armstrong, M., & Taylor, S. (2020). Armstrong’s Handbook of Human Resource Management Practice. Kogan Page.
6.Artikel McKinsey & Company: “How Sales Incentives Can Drive Performance”.