DepokNews– Depok (23/6), Pemilihan kepala daerah Provinsi Jawa Barat memasuki tahap paling menentukan di akhir masa kampanye terbuka. Pada momen ini sebagian besar pemlih akan memastikan sikapnya. Semua kandidat telah menggerakkan mesin politiknya dan terlihat siapa paling efektif mempengaruhi sikap pemilih.
Kandidat yang potensial memenangkan pilkada Jabar adalah pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, PBB dan Partai Idaman. Hal itu terlihat dalam rangkaian kampanye bertema “Hari Asyik Sedunia” yang berlangsung di seluruh pelosok Jabar, bahkan banyak simpatisan warga Jabar yang tinggal di daerah lain dan mancanegara ikut partisipasi.
Kemeriahan kampanye terlihat di kota Depok, antara lain digerakkan kader PKS dari DPC Sukmajaya. “Ratusan kader dan simpatisan menyebar di lima titik keramaian untuk menyampaikan cinta dan sapa ramah kepada masyarakat. Kami lakukan aksi simpatik dalam kampanye terbuka terakhir dari pasangan calon gubernur Jawa Barat nomer 3 (Sudrajat-Syaikhu),” ujar Ali Amril, Ketua DPC PKS Sukmajaya. Ia pasang target 70 persen suara pemilih di Sukmajaya dapat diraih pasangan Asyik.
Kampanye dimulai dengan senam sehat Nusantara, senam khas Jabar, dan senam Asyik diiringi lagu-lagu tradsional dan jingle Asyik yang kreatif. Masyarakat umum ikut bergabung dan disambut layanan kesehatan gratis, sehingga kampanye politik berubah jadi wahana solidaritas warga, bukan hanya diisi orasi politik yang garing. Kawasan di sekitar Taman Merdeka, Sukmajaya pun ramai didatangi warga yang penasaran.
Partisipan PKS pendukung Asyik tidak hanya melakukan direct selling, tetapi juga pawai keliling kampung dan jalan utama menyebarkan informasi penyadaran politik, dan sesekali menggelar freeze mob di tempat-tempat strategis untuk menarik perhatian. Banyak warga yang berkendaraan di jalan utama Margonda berhenti sejenak untuk mengabadikan aksi unik itu. Salah seorang juru kampanye, Andyarini Kencana Wungu, anggota DPRD Kota Depok periode 2009-2014.
“Respon warga sangat antusias. Mereka tahu, kita tidak hanya pandai berorasi. Kader PKS yang menjadi Gubernur Jawa Barat (Ahmad Heryawan) sudah terbukti bekerja profesional selama dua periode. Sekarang giliran Sudrajat-Syaikhu yang melanjutkannya agar Jabar lebih maju,” ujar Andyarini yang berkampanye di kawasan Pasar Agung, Depok Timur.
Direktur Center for Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo melihat mesin politik PKS menjadi penggerak utama keunggulan kandidat nomor 3 (Asyik). Menurut survei terkini Vox Populi (17-27 Mei 2018), elektabilitas pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu menempati urutan teratas dengan perolehan 27,4 persen. Disusul pasangan Ridwal Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 18.6 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,4 persen, Tb. Hasanuddin-Anton Charliyan 17.3 persen dan belum memilih sebanyak 11.3 persen. Survei Indonesia Development Monitoring sebelumnya menyebutkan pasangan Asyik unggul (31,2 persen), diikuti DuoDM (26,3 persen), Hasanah (20,7 persen) dan Rindu (11,3 persen). Pasangan Asyik unggul di tiga zona Jabar: pantai utara, Priangan dan daerah penyangga Jakarta (Depok, Bogor, Bekasi).
“Disamping mesin politik, faktor ketokohan juga penting untuk mendongkrak elektabilitas kandidat. Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil mungkin lebih populer dibanding kandidat lain. Tapi, dukungan all out dari Ahmad Heryawan (Kang Aher) dan Prabowo Subianto membuat elektabilitas Sudrajat-Syaikhu meroket di etape terakhir,” ungkap Sapto. Peran Kang Aher menggerakkan akar rumput warga Jabar sangat terasa.
Selain itu, kejutan dilakukan pasangan Asyik saat debat publik di kampus Universitas Indonesia, yakni dengan mengeluarkan pernyataan “Jika Asyik menang, maka tahun depan kita akan punya Presiden baru,” cetus Sudrajat. Lalu, Ahmad Syaikhu mengeluarkan kaos “2018 Asyik menang, 2019 Ganti Presiden”. Diferensiasi itu semakin memperkuat keunggulan Asyik di mata pemilih. []