Institut Musik Jalanan Kembangkan Kreatifitas Pengamen

DepokNews — Bakat menyanyi dan bermain musik anugrah yang diberikan Tuhan, namun banyak masyarakat yang karena keterbatasan kemampuan ekonomi tidak bisa mengembangkan bakat seninya tersebut dan sebagian terpaksa harus mengamen disamping untuk menyalurkan hobi dan mengembangkan kreatifitas juga untuk sekedar menyambung hidup.

Namun maraknya perda-perda larangan mengamen yang diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia membuat musisi-musisi jalanan semakin tersisih dan seakan memupuskan harapan mereka untuk memperjuangkan hidup dan karyanya.

Hal inilah yang menjadikan , Andi Malewa risau, naluri jiwa sosialnya bangkit untuk membantu para pengamen supaya tetap bisa mengembangkan bakat musiknya.

“Para pengamen bakatnya memang musik, jadi kalau mereka diberikan pelatihan ketrampilan selain main musik kurang pas, hal inilah yang melatar belakangi saya bersama teman-teman mendirikan Institut Musik Jalanan (IMJ) sebagai sarana untuk mengembangkan bakat musik para pengamen,” kata Andi Malewa, salah satu penggagas dan pengelola IMJ.

Pada akhir tahun 2013, Andi Malewa, Frysto Gurning dan rekan-rekannya merumuskan ide untuk membangun sebuah wadah bermusik bagi musisi jalanan di Kota Depok. Wadah yang kemudian dikenal dengan nama Institut Musik Jalanan ini menjadi ajang pembuktian bahwa musisi jalanan juga dapat berkarya selayaknya musisi profesional apabila dibina dengan cara-cara yang elegan dan profesional.

Pada 17 Agustus 2014, 8 orang musisi jalanan binaan Institut Musik Jalanan secara resmi merilis album kompilasi perdananya bertajuk “Kalahkan Hari Ini”. Berbekal CD hasil rekaman lagu mereka sendiri, sebuah banner dan identitas resmi dari Institut Musik Jalanan, para pengamen binaan IMJ dengan lantang mengkampanyekan karyanya dari warung makan tenda pinggir jalan, spot ruang-ruang terbuka, bis ke bis, hingga di luar kota Depok, mereka juga menjual CD karya mereka dengan metode “direct selling”. Upaya IMJ tidak sia-sia, beragam penghargaan mereka dapatkan.

Bersenjatakan sosial media dan metode pemasaran direct selling, CD karya para musisi jalanan IMJ ini berhasil terjual tidak hanya di dalam negeri saja namun dapat menembus hingga ke mancanegara. Album ke 2 bertajuk “CERAH” (2016) bahkan dirilis kedalam bentuk digital dan bisa didapatkan melalui store-store terkemuka dunia, seperti itunes & spotify.

Perjuangan Institut Musik Jalanan tidak hanya sampai disitu, upaya keras IMJ dalam menerbitkan Kartu Bebas Ngamen agar keberadaan mereka tidak lagi dianggap mengganggu ketertiban umum, melainkan diberikan spot berekspresi yang direkomendasikan secara resmi akhirnya membuahkan hasil.

Bersamaan dengan perayaan HUT Kota Depok yang ke 17, tanggal 30 April 2016, Kartu Mengamen yang diberi nama DEPOK SUPER CARD (Depok Support Performer Card) secara resmi dirilis oleh Walikota dan Wakil Walikota Depok di tengah perayaan HUT Kota Depok yang dilaksanakan di lapangan utama balaikota Depok.

Kartu ini merupakan jawaban dan solusi nyata kepada para musisi jalanan yang berdomisili di Kota Depok, untuk dididik dan ditempa secara profesional, baik dari attitude, sisi kualitas bermusik, performance hingga dapat menghasilkan musisi jalanan yang memiliki kualitas bermusik selayaknya musisi profesional. Musisi yang telah ditempa di Institut Musik Jalanan ini kemudian akan mendapatkan tempat pertunjukan di berbagai spot-spot yang telah diminta kesediaanya oleh pemerintah kota Depok. Seperti Mall, Hotel, Restoran, Kafe, ruang-ruang terbuka hijau, hingga ditempat-tempat pariwisata.

Institut musik jalanan yang dibangun secara mandiri di Kota Depok, telah memberikan sumbangsih yang nyata dalam pengentasan masalah-masalah sosial yang terjadi dijalanan khususnya bagi musisi jalanan. Prestasi lokal, skala nasional bahkan gelaran event HAKI IMJ yang diakui oleh badan dunia WIPO (World Intelectual Property Organization) telah menjadi bukti, bahwa keberadaan Institut Musik Jalanan di Kota Depok merupakan salah satu kekayaan intelektual yang patut menjadi kebanggaan Indonesia, khususnya kota Depok

Melalui IMJ para pengamen jalanan bisa menunjukan bakat dan kemampuannya pada acara-acara bergengsi di media-media nasional yang akan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk tetap berkarya sesuai bakat dan kemampuannya. IMJ pernah tampil dalam acara: Kick Andy, Konser Slank HUT Trans 7, Trio Lestari, Live Kompas Siang,  Live Metro Plus, Live Metro Pagi, dan masih banyak lainnya. IMJ juga pernah tampil dalam  Event off air :  Workshop Tour Kaltim bersama Total Indonesie,  Pensi Sekolah-sekolah,   Event Musik kampus-kampus, Jabodetabek hingga keluar kota.

Menurut Andi Malewa  saat ini yang dapat kartu DSC ini baru 25 orang sedangkan targetnya lebih dari 500 musisi jalanan.

“Target kartu ini sendiri 560 orang musisi jalanan, namun menurut Bapak walikota, mungkin kedepan tidak menutup kemungkinan ada anak-anak muda Depok yang ingin bermusik maka kartu ini pun siap untuk menjembatani passion mereka, tentunya dengan syarat utama berdomisili di Depok,” kata Andi Malewa  menirukan ucapan Walikota Depok .

Dikatakan  Andi Malewa , lokasi main musik antara lain di  café-cafe, mall, resto, ruang terbuka publik, ruang terbuka hijau atau taman-taman.Untuk jamnya itu berbeda-beda karena setiap tempat mempunyai kebijakannya masing-masing.

Bagi masyarakat yang akan memberikan apresiasi atau mendukung kegiatan IMJ, salah satunya bisa dalam bentuk memberikan ruang kepada musisi jalanan yang dibina IMJ untuk tampil dalam sebuah kegiatan yang bersifat umum.