DepokNews — Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI), Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D., dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Dr. (H.C.) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., M.T., hadir sebagai pembicara kunci pada Universitas Indonesia (UI) International Conference on G20 bertajuk “Boosting Indonesia’s Role in G20 Presidency 2022” yang dilaksanakan secara luring dan daring, di Hotel JW Marriott, Jakarta, dan disiarkan langsung melalui YouTube UI, Kamis (16/06).
Airlangga memaparkan tantangan baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi adalah 5C Challenges. Kelima tantangan tersebut diantaranya Covid-19, Conflict in Ukraine, Climate Change, Commodity Price Increase, dan Cost of Living.
“Mandat Presidensi G20 Indonesia menggarisbawahi harapan akan kepemimpinan dalam memobilisasi aksi global yang kolektif dan masif. Sebagai forum ekonomi global perdana, G20 di bawah kepemimpinan Indonesia dapat menyusun pedoman politik untuk memenuhi SDGs.
” Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia fokus pada tiga bidang prioritas pada KTT G20 2022, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digitalisasi, dan transisi energi.
“Untuk mencapai pemulihan yang lebih kuat, kita perlu membuat sumber ekonomi yang accessible. Kita perlu meningkatkan pendapatan masyarakat umum di mana 60% dari mereka mengalami penurunan pendapatan karena pembatasan Covid-19.
Kita harus membantu negara berkembang yang membutuhkan lebih dari 1,2 triliun per tahun untuk mendanai perlindungan sosial mereka,” ujar Airlangga. Presidensi G20 menggarisbawahi pentingnya kolaborasi secara inklusif setiap negara sehingga setiap warga negara, termasuk kelompok rentan mendapat manfaat dari tindakan, kebijakan, dan rekomendasi G20. Tahun ini Indonesia memiliki momentum untuk memberikan warisan internasional melalui Presidensi G20.
Pembicara kunci kedua, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, “Ini adalah waktu yang sangat tepat dan menarik sekaligus menantang baik dari segi waktu maupun situasi yang harus kita kelola, khususnya Indonesia dalam melaksanakan Presidensi G20.
Karena, situasi global saat ini berubah dengan sangat dramatis dan kita dihadapkan dengan ketidakpastian. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa 2022 diharapkan menjadi tahun pemulihan (recovery). Oleh sebab itu, ketika Indonesia memutuskan untuk mengambil alih Presidensi G20 dari India, kami mengusung tema semangat pulih bersama (recover together, recover stronger),” ujarnya.
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya pada UI yang telah menjadi bagian dari Presidensi G20 dan berperan penting selama proses G20. UI memiliki begitu banyak sivitas akademika untuk mendedikasikan hidupnya atau selalu berpikir ke depan.
Para akademisi ini dapat memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang saat ini sedang dihadapi Indonesia dan dunia. “Jika kita semua mengerahkan upaya dan energi untuk mengatasi masalah yang secara strategis penting bagi manusia dan kemanusiaan di dunia, dengan begitu UI akan benar-benar menjadi Guru Bangsa,” kata Sri Mulyani.