Keyakinan dan Perencanaan Matang  Kunci Sukses Fundrising

DepokNews —  Fundrising  atau penggalangan dana untuk berbagai aksi sosial atau kemanusiaan merupakan perkerjaan yang sangat mulia sekaligus penuh tantangan. Mulia karena untuk membantu sesama dan mulia karena menjadi  salah satu sarana para donatur beramal sholeh.

Peserta menyusun program dan mempresentasikan di depan forum

Hal tersebut disampaikan Dian Pertiwi, trainer fundrising nasional dalam workshop fundrising sukses yang diselenggarakan oleh Yayasan Promuda Cahaya Indonesia, Sabtu (25/3/2017) di Aula AISI Academy, Jl. Margonda Raya no. 519 Depok.

“Kalau kita mengajukan kerjasama pada sebuah lembaga untuk ikut menjadi donatur kegiatan sosial yang kita rencanakan, kita harus yakin, Allah SWT akan akan menolong kita, kita akan mendapat dana. Kalau ada atau bahkan banyak yang menolak kita tidak boleh patah semangat, yang menolak kita doakan semoga Allah SWT membukakan pintu kedermawanan mereka,” kata Dian  di hadapan puluhan peserta workshop.

Kelompok terbaik dalam membuat dan menyusun program mendapat hadiah simulasi 1 miliar

Namun Dian juga mengingatkan, sebelum membuat program yang akan ditawarkan kepada masyarakat dan lembaga, harus melalui survai apakah program tersebut memang dibutuhkan oleh masyarakat.

“Sebelum menentukan sebuah program lakukan survai . Lalu susunlah proposal secara bagus, rapi dan lengkap. Tampilan proposal sangat menentukan supaya proposal nantinya tidak masuk bank sampah,” tegas Dian.

Pada workshop tersebut Dian juga menjelaskan bagaimana cara menentukan sebuah program, membuat proposal, mengirimkan proposal kepada lembaga-lembaga baik langsung maupun melalui email, mengkonfirmasi proposal yang sudah dikirim, menemui pimpinan lembaga, presentasi kegiatan kepada calon donatur dan membuat laporan  penggunaan dana kepada donatur.

“Semua pengeluaran harus ada bukti atau catatannya, bahkan kalau bayar angkot, foto angkotnya, tulis nomor nya. Intinya semua pengeluaran harus ada buktinya karena ini menyangkut kepercayaan para donatur,” tegas Dian.

Pada sesi akhir workshop tersebut para peserta secara berkelompok juga diminta menyusun sebuah program dan mempresentasikannya di depan forum.

Sebelumnya,  pada pembukaan workshop,  Direktur Yayasan Promuda Cahaya Indonesia, M. Sukma Akbar atau yang akrab dipanggil Bang Caku sebagai peyelenggara memberikan sambutan.

Dalam sambutannya,  Bang Caku berharap workshop tersebut akan bisa mengoptimalkan para pengelola NGO atau yayasan serta lemabaga sosial lainnya untuk ikut membantu atau memberdayakan masyarakat.

“Dalam sebuah lembaga atau organisasi, dana seperti aliran darah, tanpa dana kita tida bisa membuat program. Melalui workshop ini semoganantinya  kita bisa optimal dalam menggalang dana melalui penawaran program  kepada para donator yang dirancang secara matang dan profesioanal,” kata Bang Caku.

Salah satu peserta workshop, Laksminatun yang menangani yayasan pendidikan anak-anak autis merasaka manfaat  workshop tersebut.

“Setelah mengikuti kegiatan ini kami menjadi lebih optimis, lebih semangat karena saya mendapat pencerahan dan wawasan bagaimana metode membuat sebuah program dan menawarkan kerjasama dengan calon donator supaya hasil penggalangan dana bisa optimal,” kata Laksminatun yang punya cita-cita mulia,  untuk menjadikan anak-anak autis bisa mandiri.