Depok News

Kolaborasi Pertanian Perkotaan: Universitas Gunadarma dan Kelompok Tani D’Rangrang Kembangkan Solusi Pertanian Berkelanjutan di Kecamatan Sukmajaya, Depok

Foto bersama tim Abdimas, Narasumber, Perwakilan Kelompok Tani D’rangrang dan Mahasiswa Agro Teknologi Universitas Gunadarma pada kegiatan FGD ke 1

DepokNews– Salah satu tim pengabdian masyarakat dari Universitas Gunadarma yang terdiri dari Dr. Purnawarman Musa, SKom., MT., MIKom., Herik Sugeru, SP., MMSI, dan Ratih Kurniasih, SP., MSc., menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 14 september 2024 dengan tema Pendampingan Budidaya Pertanian Perkotaan, yang berlangsung di RT 10 / RW 03, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok. Kegiatan ini melibatkan kelompok tani, yang dihadiri oleh ketua Pembina D’rangrang Bapak Abdul Ghofur, serta para anggota kelompok tani dan sejumlah mahasiswa Agro Teknologi dari Universitas Gunadarma.
Program pengabdian ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Gunadarma untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian di wilayah perkotaan. Dengan meningkatnya laju urbanisasi, kebutuhan untuk memanfaatkan lahan terbatas secara maksimal melalui budidaya pertanian semakin penting. FGD ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada masyarakat lokal dalam menjalankan pertanian perkotaan secara berkelanjutan.

Menggunakan kopiah (kanan): Bapak Abdul Ghofur selaku Ketua Kelompok tani D’Rangrang, sedangkan di Kiri Bapak Warip selaku Narasumber kegiatan FGD

Materi Diskusi: Pemanfaatan Lahan dan Pembuatan Pupuk Organik
Pada kegiatan tersebut, diskusi berlangsung dengan penuh antusiasme, dengan peserta yang aktif berdialog tentang berbagai kendala yang mereka hadapi dalam menerapkan sistem pertanian di area perkotaan yang terbatas. Salah satu aspek utama yang dibahas adalah strategi untuk memanfaatkan lahan sempit di sekitar pemukiman menjadi area budidaya tanaman produktif, seperti sayuran dan tanaman herbal. Para peserta berbagi pengalaman mereka mengenai kondisi lahan di daerah perkotaan yang umumnya memiliki kualitas tanah yang rendah, serta tantangan dalam mengelola air dan nutrisi bagi tanaman.
Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung selama diskusi, banyak peserta menanyakan cara efektif untuk merealisasikan budidaya di lingkungan perkotaan, terutama pada area yang minim lahan terbuka. Narasumber dari Universitas Gunadarma, Warip, SP., MT. memberikan penjelasan mengenai teknik-teknik budidaya vertikal yang bisa diterapkan di lahan terbatas. Metode ini memanfaatkan ruang vertikal untuk menanam tanaman secara bertingkat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanpa memerlukan lahan luas.
Selain itu, FGD juga menyoroti pentingnya penggunaan pupuk organik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Banyak anggota kelompok tani yang tertarik dengan penjelasan mengenai cara membuat pupuk organik sendiri. Warip memberikan panduan langkah demi langkah dalam pembuatan pupuk organik, mulai dari pemilihan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti sisa-sisa sayuran, daun kering, dan kotoran hewan, hingga proses fermentasi yang tepat untuk menghasilkan pupuk berkualitas tinggi.
“Dengan memproduksi pupuk organik secara mandiri, kita tidak hanya bisa menghemat biaya, tapi juga menjaga kesuburan tanah secara berkelanjutan,” ujar Warip. Ia menambahkan bahwa penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kandungan hara dalam tanah, yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman di wilayah perkotaan dengan tanah yang umumnya kekurangan nutrisi.

Foto Bapak Gofur saat memberikan sambutan

Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Bapak Abdul Ghofur, ketua kelompok tani D’Rangrang, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada tim pengabdian Masyarakat (Abdimas) atas inisiatif mereka dalam memberikan pendampingan kepada kelompok tani. “Kegiatan ini sangat berarti bagi kami, karena melalui pendampingan ini, kami mendapatkan ilmu baru yang dapat langsung diterapkan di lapangan. Ini akan sangat membantu kami untuk terus mengembangkan praktik pertanian yang lebih efisien di lahan yang terbatas,” ucapnya.
Salah seorang peserta yang juga anggota kelompok tani, Ibu Lily, mengungkapkan bahwa pendampingan dari pihak universitas sangat relevan dengan kondisi yang mereka alami saat ini. “Kami memiliki lahan yang kecil, dan tantangan terbesarnya adalah bagaimana cara memanfaatkan lahan tersebut secara maksimal. Materi tentang budidaya vertikal dan pupuk organik sangat membuka wawasan kami untuk bisa bertani di lingkungan perkotaan,” tuturnya.
Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Gunadarma berharap bahwa pendampingan ini akan menjadi langkah awal dari program jangka panjang dalam mengembangkan sistem pertanian perkotaan di Depok dan sekitarnya. Mereka berencana untuk melakukan monitoring rutin dan memberikan pelatihan lanjutan kepada kelompok tani agar pengetahuan yang telah diberikan dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat, mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah. Salah satu mahasiswa yang hadir, Enjelita Manurung, mengatakan, “Kami sangat bersemangat bisa terlibat dalam kegiatan ini, karena kami bisa melihat langsung bagaimana ilmu pertanian bisa diterapkan di kehidupan nyata, terutama di lingkungan perkotaan seperti ini.”

Dalam diskusi tersebut, tim pengabdian kepada Masyarakat menerima berbagai permasalahan dan keluhan dari anggota kelompok tani. Salah satu isu yang sering dihadapi adalah keterbatasan teknologi dalam mendukung proses pertanian, terutama dalam hal irigasi. Para petani berharap penerapan teknologi irigasi cerdas (smart irrigation) dapat membantu mereka mengoptimalkan penggunaan air, selain keterbatasan sumber daya air di lahan perkotaan, juga mengingat para anggota kelompok tani D’rangrang umumnya pekerja full time di Jakarta . Solusi dengan adanya teknologi ini, penggunaan air untuk pertanian dapat lebih efisien dan terkendali, serta membantu mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan.
Hal lain dari masalah irigasi, para peserta juga menyampaikan kekhawatiran terkait serangan hama yang kerap mengganggu tanaman mereka. Tim pengabdian masyarakat bersama narasumber Warik memberikan saran mengenai solusi teknis untuk menghadapi serangan hama. Salah satu langkah yang disarankan adalah penggunaan metode pengendalian hama alami dan teknologi pengawasan hama berbasis data, yang dapat membantu petani mengantisipasi serangan lebih awal. Selain mengharapkan penerapan teknologi irigasi cerdas dan solusi untuk mengatasi serangan hama, kelompok tani juga mengutarakan keinginan mereka untuk lebih memaksimalkan pemasaran hasil panen melalui platform digital.
Para petani berharap bantuan dari tim Universitas Gunadarma untuk membuat aplikasi yang dapat membantu mempromosikan dan menjual hasil panen mereka secara lebih luas. Dengan adanya aplikasi ini, mereka berharap dapat menjangkau konsumen yang lebih besar, baik di dalam maupun di luar wilayah Depok, sehingga meningkatkan pendapatan dan memperluas pasar. “Dalam era digital ini, kami ingin memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk pertanian kami secara lebih efisien dan tepat sasaran,” ujar salah satu anggota kelompok tani. Usulan ini disambut baik oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Gunadarma, yang berjanji akan melakukan kajian lebih lanjut terkait pengembangan aplikasi pemasaran hasil panen tersebut.

Diskusi ini menambah wawasan para petani mengenai pentingnya adopsi teknologi dalam pertanian perkotaan, dan diharapkan menjadi langkah awal untuk implementasi solusi teknologi yang dapat mendukung keberlanjutan budidaya di kelompok tani D’rangrang. Diakhir kegiatan FGD tim pengabdian masyarakat mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kolaborasi yang terus berlanjut antara pihak universitas, kelompok tani, dan masyarakat setempat, melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat perkotaan, khususnya di wilayah Sukmajaya.

Exit mobile version