Menggapai Hari Yang Fitri Setelah Melaksanakan Puasa Di Bulan Ramadhan

Oleh : Ketua Fraksi PKS DPRD Depok H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Ing.

Tidak terasa sudah satu bulan penuh kita sebagai umat muslim melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan. Bagi umat muslim itu sendiri, akhir Ramadhan ini ialah momentum yang sangat menyedihkan. Bulan yang dimana banyak sekali kemuliaan, bulan yang dimana sangat banyak sekali keberkahan, banyak sekali pahala yang bisa kita dapat telah usai.

Hari raya idul fitri sering dimaknai sebagai hari kemenangan oleh umat muslim di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat kita menyebutnya sebagai “Idul Fitrah”, yang artinya ialah kembali ke fitrah. Fitrah atau suci yaitu ketika manusia kembali bersih dari dosa-dosa, karena telah melaksanakan satu bulan penuh ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.

Mengapa disebut hari raya kemenangan??, Hal ini dapat diartikan bahwa kita semua umat muslim mampu menahan diri dari lapar, haus, dan juga nafsu ketika melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan. Itulah mengapa masyarakat di Indonesia menyebut hari raya idul fitri sebagai hari raya kemenangan.

Momentum hari Raya Idul Fitri itu sendiri memiliki banyak tradisi yang dilakukan oleh umat muslim. Diantaranya adalah, bersilaturahim kepada orangtua atau sanak saudara, hal tersebut sudah menjadi tradisi dan budaya kita untuk saling memaafkan di hari Raya Idul Fitri. Selain itu, umat muslim akan mengenakan pakaian terbaik mereka, oleh karena itu hari Raya identik dengan membeli baju baru. Ada juga yang memanfaatkan hari raya idul fitri dimanfaatkan untuk mudik menemui keluarganya di kampung halaman.

Agar kebahagiaan ini bukan sekadar perayaan tapi juga bernilai ibadah, mari kita laksanakan apa yang sudah disunnahkan ketika hari raya. Sebaliknya, hal-hal yang mendekatkan diri dari kelalaian mengingat Allah bahkan perbuatan dosa, semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal tersebut.

Takbir
Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi saw. keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai solat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah).

Takbir itu sendiri tidak harus selalu di masjid atau lapangan, melainkan bisa di mana saja. Bahkan disunnahkan bagi kaum laki-laki untuk mengeraskan suaranya ketika bertakbir. Zikir takbir dimulai semenjak terbenamnya matahari (masuk bulan syawal) hingga shalat ied dilaksanakan.

Shalat idul fitri
Shalat idul fitri adalah Sunnah muakkad, bahkan ada ulama yang mewajibkannya. Karena itu sangat dianjurkan bagi kaum muslimin untuk shalat ied. Sholat Idul Fitri sangat dianjurkan untuk umat muslim karena untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah dan merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim. Hendaknya seorang muslim dalam menunaikan sholat ied dengan hati yang khusyuk dan memperbanyak dzikir kepada Allah dengan maksud mengharap rahmat dariNya.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya :
“Rasulullah SAW. dahulu keluar di hari idul fitri dan idul adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasihati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (HR. Bukhari).

Biasanya, sebelum kita pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat ied, kita disunnahkan untuk makan terlebih dahulu. Umat muslim juga dianjurkan untuk berhias diri dan memakai pakaian yang rapi. Perlu diingatkan, bahwa dalam berhias, kita dituntut untuk tidak berlebihan, berhias dan berpakaian yang selayaknya saja, dan tidak harus berupa pakaian baru, melaikan pakaian yang terbaik. Kemudian juga dianjurkan untuk mandi di pagi hari sebelum melaksanakan ibadah sholat idul fitri. Yang terakhir ialah memberikan ucapan selamat hari raya. Umumnya di masyarakat kita mengucapkan “Minal ‘aidin wal faidzin” yang berarti “dari yang kembali dan kemenangan” dan diikuti dengan “mohon maaf lahir dan batin”. Memang sudah menjadi tradisi dan budaya kita untuk maaf-memaafkan di hari idul fitri. Namun ucapan yang dianjurkan oleh para sahabat dan ulama salafus shalih ialah Taqabballalhu minna wa minkum (semoga Allah menerima [amal ibadah] dari kami dan dari kalian).

Wallahua’lam.