Benefit makan apel yang lain adalah untuk mencegah penuaan dini, kata Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Prof Ahmad Sulaeman. Ahmad mengatakan benefit itu lantaran ada kandungan penolik dan flavonoid.
“Kalau apel dipotong jadi warna cokelat, nah itu ada senyawa yang bersifat anti-oksidan,” kata Ahmad salah satu ahli gizi.
Penuaan terjadi karena oksidasi. Keberadaan dua senyawa tersebut kata Ahmad, akan menangkap radikal bebas yang merupakan salah satu faktor oksidasi dan akan kembali menetralkan.
“Dengan makan apel itu bisa menjaga kebersihan dan kebugaran kulit,” tambahnya Ahmad.
Lantas, berapa banyak makan apel agar kulit tetap sehat dan mencegah penuaan dini?
Ahmad mengatakan sebenarnya tak ada batasan untuk mengonsumsi buah, karena kandungan melimpah dan menyehatkan. Namun, Ahmad mengatakan organisasi kesehatan dunia (WHO) menyarankan agar mengonsumsi buah lima sampai tujuh kali sehari.
Adapun komponen pada apel yang dapat membantu meningkatkan kesehatan Anda yaitu:
Warna merah yang mendominasi sebagian besar jenis apel ternyata bukan tanpa manfaat. Warna merah ini disebabkan adanya antosianin, sejenis fitonutrien (senyawa kimia unik yang hanya terdapat pada tumbuhan) yang dapat memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Antosianin bersifat anti inflamasi dan anti kanker, dapat mencegah berkembangnya penyakit jantung, mengontrol obesitas, hingga membantu mengontrol kadar gula darah.
Antosianin juga berperan dalam menjaga kesehatan penglihatan dan membantu mencegah penurunan fungsi saraf yang disebabkan oleh usia tua. Salah satu flavonol yang ditemukan di apel dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kanker pankreas.
Antioksidan berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama karena fungsinya untuk menangkal efek buruk radikal bebas. Kita bisa mendapat radikal bebas dari sisa metabolisme dalam tubuh dan juga dari berbagai polutan yang terdapat dalam makanan, udara, bahkan sinar matahari.
Radikal bebas berbentuk molekul yang jumlah elektronnya kurang sehingga bersifat sangat reaktif dan merusak sel sehat di sekitarnya. Sel-sel sehat yang dipengaruhi oleh radikal bebas akan menghancurkan dirinya sendiri sehingga memicu terjadinya penyakit-penyakit.
Antioksidan berfungsi sebagai pendonor elektron untuk menetralkan sifat reaktif dari radikal bebas sehingga mencegah rusaknya sel.
Menurut penelitian yang dilakukan di Food Science and Toxicology Department Ithaca New York, antioksidan yang terdapat dalam satu buah apel setara dengan antioksidan yang terdapat dalam 1500 mg vitamin C. Makanlah apel bersama kulitnya, karena kebanyakan antioksidan yang terdapat pada apel berada di kulitnya.
Sementara itu, tiap 100 gram apel mengandung serat sekitar 2 hingga 3 gram. Serat terbukti dapat melancarkan kerja sistem pencernaan, tetapi tidak hanya itu, konsumsi serat juga berefek pada menurunnya kadar lemak dalam darah.
Ini berhubungan dengan adanya pektin, serat larut air yang banyak terdapat pada apel. Pektin bekerja sama dengan komponen fitonutrien dalam apel untuk mengontrol kadar lemak serta kadar gula dalam darah.
“Makanan yang tinggi serat juga cenderung lebih mengenyangkan sehingga dapat membantu menurunkan berat badan. Memiliki pencernaan yang sehat, kadar lemak dan gula darah yang terkontrol, serta berat badan yang ideal dapat mengurangi risiko Anda mengidap penyakit degeneratif di kemudian hari,” imbuhnya.
Pada apel terdapat vitamin C, vitamin B6, dan vitamin B1. Satu buah apel berukuran sedang (kira-kira 180 gram) mengandung 8,4 mg vitamin C. Vitamin C membantu sintesis kolagen, suatu komponen penting yang terdapat dalam tendon, ligamen, pembuluh darah, hingga kulit.
Selain itu, vitamin C berfungsi untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak, terutama jaringan tulang dan gigi. Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan yang dapat menangkal efek buruk radikal bebas.
Vitamin B6 dalam tubuh berfungsi untuk membantu tubuh membentuk neurotransmiter, senyawa yang bertugas menyampaikan sinyal antar saraf. Vitamin B6 juga dibutuhkan untuk pembentukan hormon serotonin dan norepinefrin.
“Kedua hormon ini berperan dalam menjaga jam biologi tubuh. Tanpa vitamin B6, tubuh kita akan kesulitan menyerap vitamin B12 sehingga dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel imun dan sel darah merah dengan baik,” jelas Ahmad
Vitamin B1 atau disebut juga tiamin, dikenal sebagai vitamin anti stres karena fungsinya yang dapat memaksimalkan kerja sistem imun dan meningkatkan fungsi tubuh dalam hal mengatasi stres. Vitamin B1 juga berperan dalam suatu reaksi metabolik dan membantu tubuh memproduksi ATP yang adalah sumber energi bagi tubuh.