Shalawat Ramadhan

Oleh:  Wali Kota Depok, KH. Dr. Mohammad Idris, MA.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثُرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ )

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud r.a berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “orang yang paling dekat denganku di hari Kiamat adalah orang yang paling banyak shalawat kepadaku” (H.R. Tirmizi, ia berkata: Hadits Hasan).

Shalawat nabi artinya berdoa kesejahteraan dan kedamaian serta rahmat (kasih sayang Allah) untuk baginda Rasulullah saw. Shalawat kepada Rasulullah saw merupakan  penghormatan dan penghargaan kepada beliau karena sifat, sikap, kedudukan dan fungsinya sebagai orang nomor satu dan teladan umat sebagaimana ditegaskan oleh Allah saw dalam banyak ayat-ayat suci al-Qur’an. Penghormatan dan penghargaan ini juga diperlihatkan oleh Allah SWT Dzat Yang Maha Agung dan Maha Perkasa, sebagaimana dilakukan oleh para malaikatNya yang sempurna dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Tanpa do’a dan harapan kitapun, sebenarnya Rasulullah saw telah dijanjikan Allah memperoleh kesejahteraan, kedamaian dan rahmat tersebut; tapi do’a dan harapan kita selaku umatnya berupa ungkapan shalawat merupakan indikator cinta dan kerinduan kepada beliau.

Kecintaan dan kerinduan umatnya kepada Rasulullah saw juga diindikasikan dengan kecintaan kepada sunnah-sunnahnya dan ketaatan kepada ajarannya serta tuntunannya. Diantara sunnah Rasulullah saw adalah memperbanyak shalawat kepada untuk beliau.

karenanya orang yang memperbanyak shalawat kelak di hari Kiamat menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah saw; saat orang bingung dan cemas dengan situasi dan kondisi Kiamat, lain halnya orang yang sering bershalawat tidak merasakan kecemasan seperti mereka, karena ia dekat dengan orang kekasih Allah, dilindungi dan dijaga sebagaimana Allah melindungi dan menjaga kekasihnya baginda Rasulullah saw.