Strategi Masyarakat Betawi dalam Pelestarian Lebaran Depok

oleh : Husna Adzkia
Ilmu Komunikasi UHAMKA

Menurut Cutlip, strategi merupakan penentuan tujuan dan sasaran dasar jangka panjang suatu perusahaan, dan pengalokasian sumber daya yang perlu untuk melaksanakan cita – cita mereka. Masyarakat Betawi dalam hal ini merupakan suatu komunitas yang terbentuk dari kulturalisasi yang sudah ada sejak dahulu. Kehadiran mereka turut serta mewarnai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.

Menilik keberadaan suku Betawi yang sudah sejak dahulu kala mendiami wilayah Batavia pada zaman belanda dahulu kala. Adanya kultur budaya Betawi yang sebenarnya merupakan percampuran dari berbagai kebudayaan para pendatang di kota tersebut. Sebagai suatu komunitas yang memiliki peradaban yang khas ditengah ibukota, mereka terus berupaya dalam pertaruhan jangka panjang melawan arus perkembangan zaman di Indonesia.

Komunitas merupakan istilah yang seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari pada berbagai kalangan. Hallahan menambahkan, Komunitas merupakan semua stakeholder yang dilayani organisasi. Karenanya, keberadaan komunitas tersebut menandakan adanya identitas asli pada suatu wilayah. Sehingga dapat dilihat peradaban asal dari suatu daerah tersebut. Suku Betawi sebagai Komunitas berusaha mempertahankan citra dan marwahnya ditengah arus modernitas yang terus berdatangan

Komunitas Orang – Orang Depok merupakan wadah atau stakeholder yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat yang mayoritas berasal dari suku Betawi ini. Untuk memenuhi upaya pelestarian, KOOD tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri ditengah – tengah komunitas budaya lain. Mereka harus bisa bertahan dengan mentransformasikan diri mereka menjadi lebih modern di zaman digital ini.

Masyarakat Betawi memiliki berbagai corak kebudayaan yang menarik dan beragam. Beberapa tradisi seperti ; Ondel – Ondel, Palang Pintu, dsb menjadi bentuk kebudayaan yang harus dilestarikan saat ini. Tak mengherankan jika beberapa akademisi telah memperingatkan kemungkinan suatu kebudayaan akan punah. Hal inilah yang membuat keprihatinan orang – orang Depok terhadap budayanya sendiri mencuat. Hati yang tergugah dikala melihat generasi milenial dengan kecenderungan menghargai budaya bangsa lain di masa ini.

Pemerintah turut berupaya untuk melaksanakan pelestarian budaya yang hingga kini masih eksis ditengah masyarakat urban. Berbagai cara digunakan untuk melestarikan kebudayaan masyarakat suku Betawi di wilayah Depok saat ini. Promosi kebudayaan dilakukan untuk kembali menggugah hati masyarakat terkait keprihatinan mereka terhadap identitas bangsa. Kebudayaan menjadi identitas bangsa yang kelak akan menghilang dengan sendirinya jika tidak ada upaya untuk melestarikan dari pelaku budaya ataupun pemerintah lokal itu.

Saladin dan Oesman memaparkan, Promosi merupakan suatu upaya komunikasi informasi penjual dan pembeli dengan tujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, dari tidak mengenal menjadi mengenal atau tidak membeli menjadi pembeli serta mengingat produk tersebut. Alma menambahkan, Promosi merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan menyakinkan calon konsumen. Kebudayaan mampu dipromosikan oleh para pelaku budayanya melalui bantuan pemerintah lokal yang turut mewadahi akan hal itu. Sehingga terciptalah upaya pelestarian budaya seakan kehadirannya tidak lekang oleh waktu.

Pemerintah menggunakan berbagai cara dalam upaya pelestarian kebudayaan tersebut. Pelaku budaya serta tokoh budaya dirangkul untuk memberikan pendapat dalam upaya pelestarian tersebut. Penamaan yang lebih menjual untuk menarik konsumen yang mayoritas diisi oleh para generasi milenial. Lebaran Depok hadir ditengah zaman modern yang digagas berdasarkan keprihatinan KOOD terhadap generasi muda dengan kecenderungan tidak peduli dengan budayanya sendiri. Sehingga terciptalah pelestarian budaya yang turut mewadahi tradisi Betawi itu sendiri.