Tidak Tertib Berlalu Lintas Disebabkan Faktor Kebiasaan

DepokNews- Pakar infrastruktur transportasi Universitas Pancasila (UP) Herawati Zetha Rahman menilai, masih banyaknya pengendara yang melanggar lalulintas disebabkan faktor kebiasaan. Artinya, pengendara belum punya kesadaran cukup untuk tertib berlalulintas.
“Kenapa? Karena mereka melihat contoh yang tidak bagus juga dari sejumlah kendaraan berpelat (dinas) yang selonong boy,” kata Herawati, Jumat (17/11).
Dengan demikian, masyarakat cenderung meniru apa yang mereka saksikan di jalanan, dan ini secara sadar mereka ikuti dan menganggap sebagai hal benar seperti yang dilakukan oleh beberapa kendaraan berpelat tersebut.
“Mereka copy paste apa yang mereka lihat. Diatasnya ada contoh seperti itu ya otomatis mereka melakukan hal yang sama juga,” tukasnya.
Menurutnya, sosialisasi akan efektif jika dibarengi dengan contoh yang baik dari aparat dan pejabat publik. Karena bagaimanapun pejabat ada role model dan cerminan bagi masyarakat. Sehingga tidak heran jika cerminan kurang bagus maka akan diikuti oleh masyarakat umum.
“Kurang efektif jika hanya sosialisasi saja. Coba dibarengi dengan penegakan hukum yang tegas dan sesuai aturan. Jika memang dilakukan tegas dengan tindak denda tinggi maka pengendara akan berfikir ulang untuk melakukan pelanggaran,” katanya.
Disisi lain, untuk pencegahan pelanggaran bisa dilakukan dengan mendidik kedisiplinan sejak kecil. Dengan demikian ketertiban berlalulintas pun bisa terwujud.
“Kalau sekarang efektifnya ya kerjasama dengan komunitas. Intinya pelanggaran masih terjadi karena efek jera yang dirasakan kurang mengena. Coba kalau efek jeranya dirasa memberatkan pasti mereka mau tidak mau akan tertib berlalulintas,” pungkasnya.(mia)