Tiga Prinsip Penting dalam Pengambilan Keputusan


Oleh : Siti Irawati, Mahasiswa STEI SEBI


Dalam kehidupan kita senantiasa dihadapkan dengan suatu pilihan untuk mengambil keputusan, baik pilihan yang sifatnya sederhana sampai yang kompleks. Ketika dihadapkan pada pilihan untuk mengambil keputusan akan suatu hal yang sederhana kita tidak memerlukan skill khusus. Sebaliknya dalam mengambil keputusan yang kompleks diperlukan keahlian khusus. Pengambilan keputusan yang diambil harus berdasarkan terhadap negosiasi agar dapat menghasilkan suatu keputusan yang efektif.

OPTIK SEJAHTERA JL. SILIWANGI NO.1 DEPOK HP: 0896-7262-4114

Pada dasarnya manusia memiliki fitrah berpikir secara realistis dan berdasarkan logika. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Bahkan ketika melakukan negosiasi untuk pengambilan keputusan kepribadian merupakan salah satu hal yang terlihat paling menonjol, sehingga penilaian terhadap seseorang saat bernegosiasi merupakan hal yang spontan dan penting.

Dalam buku Heart and Mind dijelaskan bahwa untuk mencapai hasil negosiasi yang efektif dalam mengambil keputusan terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan seperti keberanian untuk bersikap rasional, kreatifitas, dan keseimbangan dalam penilaian.

Keberanian adalah keadaan dimana pikiran dan tindakan yang membuat seseorang mampu menghadapi suatu masalah. Sehingga keberanian merupakan hal penting dalam negosiasi sehingga kita dapat mengutarakan pandangan kita terhadap permasalahan yang dihadapi. Tetapi terkadang kurangnya keberanian membuat kita takut menyampaikan pendapat tersebut. Berani yang dimaksudkan adalah berani bersikap rasional, menyampaikan sesuatu berdasarkan bukti dan fakta yang rasional yang dapat menguatkan pandangan kita terhadap suatu masalah yang dihadapi dalam mengambil keputusan. Selain itu pemikiran yang rasional membutuhkan rasa percaya yang jelas dan terukur. Keberanian inilah yang dibutuhkan untuk menguji kepercayaan.

Sayangnya banyak orang yang kurang berani ketika dihadapkan dengan suatu proses pengambilan keputusan, tanda-tanda kurangnya keberanian dapat ditandai dengan beberapa hal seperti : pergeseran tanggung jawab atau lebih suka melempar tanggung jawab yang diberikan kepada orang lain, mengecilkan pendapat orang lain dan merasa pendapatnya paling benar, mencari pembenaran atas pendapat yang dimiliki kepada orang lain, emosi yang berlebihan ketika dihadapkan dengan pertanyaan yang menyangkut keputusannya, serta enggan mendengar pendapat orang lain.

Dalam menghadapi tanda-tanda kurang keberanian pada diri untuk bersikap rasional dapat melakukan tindakan melakukan pengujian keberanian dengan bertanya pada diri sendiri serta berfokus pada proses pengambilan keputusan dari pada berfokus pada konsekwensi keputusan tersebut (process orientation).

Selanjutnya berpikir kreatif, yaitu gagasan untuk menciptakan pemikiran yang baru. Dua ketakutan yang membuat seseorang cenderung menutup diri akan ide-ide baru yaitu ketakutan akan ide-ide baru dan ketidakmampuan menciptakan ide-ide baru. Sehingga diperlukan kesadaran akan perlunya kreativitas. Jhon Clees, komedian Inggris berpendapat bahwa untuk meningkatkan kreatifitas dalam bernegosiasi perlu melakukan beberapa hal: “Ciptakan ruang, dan waktu kreativitas secara sengaja selama 1,5 jam”. Selain itu membuat suasana santai dan bermain, bedakan aktivitas kreatif dengan kegiatan sehari-hari, dan mencoba menggunakan 1,5 jam untuk mengeksplorasi sehingga dapat meningkatkan kreativitas diri.

Membuat aktivitas berpikir yang menantang dengan berbagai macam stimulus dan menghubungkan ide baru dengan masalah yang ada. Sehingga masalah yang dihadapi dapat dilihat dalam pandangan lebih luas dan kompleks.

Prinsip ketiga adalah pertimbangan yang seimbang (Balanced Judgement), dalam pengambilan keputusan yang bijaksana perlu pertimbangan yang seimbang atau kehati-hatian. Pertimbangan yang seimbang merupakan masalah menimbang berbagai pertimbangan. Menimbang dan mengukur berbagai pilihan dapat dilakukan secara kreativitas dengan menekankan pada nilai, alternatif dan peristiwa. Penilaian diperlukan untuk mengevaluasi kepentingan relatif dari bagian-bagian itu. Dalam prinsip pengambilan keputusan perlunya menyadari pertimbangan yang seimbang, De Rouchefoucalt seorang penulis dan bangsawan Prancis abad ke 17 mengamati bahwa ita suka mengeluh akan daya ingat tapi jarang mengeluh soal keputusan pilihan kita”. Selain itu mengenali kurangnya pertimbangan pada diri seperti: Menunda-nunda pekerjaan, adanya pilihan tunggal, adanya nilai pertimbangan tunggal, adanya masa depan tunggal, semua pertimbangan menuju pada pilihan yang sama, adanya kebimbangan dalam mengambil keputusan. Salah satu dari lima tanda tersebut terjadi karena kegagalan baik dalam rasionalitas, kreativitas, atau penilaian. Sementara pada kebimbangan hal ini diakibatkan oleh informasi yang terlalu banyak (cognitive overload). Cara untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan menuliskan dan menggambarkannya, selain itu dapat juga membuat decision tree, decision table dan to do list.