12 Pasien Positif Difteri di Depok, Hari Ini Dinkes Mulai Imunisasi DPT

DepokNews- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat terdapat 12 kasus penyakit Difteri ini ditemukan. Sebelumnya di DKI jakarta telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Dinkes Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, 12 kasus tersebut ditemukan beberapa minggu ini di 11 kecamatan di Kota Depok. Umumnya kata dia pasien statusnya merupakan suspek/ tersangka. Sedangkan yang lainnya positif penyakit tersebut.
“Kasus ada sejak beberapa minggu lalu. Ada 12 kasus, 4 positif dan 8 suspect / tersangka,” ungkapnya.
Ia menambahkan dengan status yang ada pihaknya akan melakukan ORI (outbreak respons imunisasi).
“Jadi mulai hari ini,  Senin 11/12/2017 sudah harus melakukan imunisasi DPT serentak di 12 kabupaten/kota untuk seluruh anak usia di bawah 19 tahun,” jelasnya.
Dirinya memaparkan 12 Kota dan Kabupaten yang akan diberikan imunisasi ialah Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tanggerang, Kota Tanggerang, Kota Tangsel, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kab Karawang, Kabupaten Purwakarta.
“Imunisasi dilakukan serentak dan saya harap orangtua agar membawa anaknya untuk diimunisasi. Ini sangat penting sekali, ” jelasnya.
Dirinya berharap dengan langkah preventif yang akan dilakukan, penyakit ini tidak menyebar dan penderita yang telah mengalami penyakit ini mampu segera pulih.
” Tentunya harapan besar penyakit ini tidak menyebar dan kami juga terus melakukan sosialisasi tentang penyakit ini kepada masyarakat,” pungkasnya.
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejala yang muncul bila kita terkena difteri adalah sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan pada amandel dan tenggorokan.
Dalam kasus yang sudah lanjut, infeksi dapat menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Infeksi kulit juga ditemukan pada beberapa pasien. Racun yang dihasilkan oleh Corynebacterium dapat berbahaya bila tersebar ke bagian tubuh yang lain.
Kasus difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana kesadaran akan pentingnya vaksinasi masih rendah. Difteri dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.(mia)