DepokNews—Setiap tanggal 10 November Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hal tersebut untuk mengenang dan menteladani perjuangan rakyat Surabaya 10 November 1945 yang dipimpinan oleh Bung Tomo. Teriakan merdeka atau mati membakar semangat rakyat Surabaya melawan tentara Inggris yang ingin kembali ke Indonesia.
Untuk mengenang heroik rakyat Surabaya yang dipimpin Bung Tomo pada peristiwa tersebut, Imam Budi Hartono Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat mengajak generasi muda untuk menteladani jiwa kepahlawanan Bung Tomo dan Rakyat Surabaya yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
“Kita harus melihat sosok Bung Tomo dari berbagai sudut baik dari sisi perlawanannya pada masa Kemerdekaan Indonesia. Dalam usia 25 tahun Bung Tomo sudah menjadi icon anak-anak muda, berani melawan penjajah,” kata Imam Budi Hartono yang akrab disapa Bang Imam.
Menurut Bang Imam, walau Bung Tomo ditetapkan sebagai pahlawan nasional baru pada tahun 2008, tapi kiprah Bung Tomo sebagai sosok pemuda luar biasa.
“Bung Tomo sempat membangun pabrik sabun dengan komunitas tukang becak sebagai bentuk perhatian kepada rakyat kecil,” tambah Bang Imam.
Dikatakan Bang Imam, semangat dan perjuangan Bung Tomo diharapkan tetap menggelora pada jiwa generasi muda Indonesia. Jiwa Bung Tomo yang harus diteladani:
- Inspirasi semangat perjuangan untuk rakyat tetap mempertahankan kemerdekaan
- Mengisi kemerdekaan dengan apa yang kita miliki bersama rakyat
“Ayo pemuda Indonesia bangkit dan maju, jangan tanyakan apa telah berikan negara pada kit tapi tanyakan apa yang kita berikan untuk negara,” tegas Bang Imam.
Bang Imam juga berpesan akan generasi muda Indonesia mengenal biografi para pahlawan, karena berkat perjuangan para pahlawan saat ini generasi muda bisa hidup dalam alam kemerdekaan.
“Satu pesan saya utk anak-anak muda, pelajari biografi para pahlawan Indonesia dan cerita kan dan ajarkan perjuangan dan pengorbanan mereka tanam dan amalkan serta ajarkan kepada anak-anak kita agar mereka tahu para pendiri bangsanya,” pungkas Bung Imam.