DepokNews- Sebanyak 10 Mahasiswa Universitas Gunadarma terpilih untuk belajar programer di Universitas yang ada di Jepang. 10 Mahasiswa yang terpilih tersebut berdasarkan hasil seleksi TOEFL dan interview.
Salah satu mahasiswa yang terpilih, Fahri Rahmadi menjelaskan program yang diikuti oleh dirinya dan sembilan temannya bernama sakura science program yang diselenggarakan oleh Japan saint tekhnologi.
“Ini program dari salah Universitas yang ada di Tokyo, Jadi ini merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Jepang yaitu Unuversitas Gunadarma dan Kogakuin University,”ujar mahasiswa jurusan tehnik informatika belum lama ini.
Selama di Jepang materi yang diikuti lebih ke engineering sebab mahasiswa yang diundang terdiri dari mahasiswa jurusan tehnik mesin tehnik elektro dan sistem komputer.
“Selama 1 Minggu disana kami belajar banyak hal tidak hanya materi tapi juga belajar budaya yang berbeda. Bagaimana orang Jepang kalau naik kereta atau Jalan di publik itu rasanya mereka sangat disiplin,”
Selain itu program dan ilmu yang didapatkan yaitu cara dosen menyampaikan kepada mahasiswa sangat bersahabat.
“jadi mereka turun ke level kita untuk ngajarin kita, mereka seperti teman dan kita kita merasa nyaman. Dan disana materi yang diterapkan mesin learning atau program game. Program itu akan dilombakan oleh mahasiswa disana dan kami sebagai tester. Kami dikasih mesin learning setelah itu data -datanya dimasukan ke game inteligent,”katanya.
Untuk bahasa pengantar selama di Jepang yaitu lebih ke bahasa Jepang dan Inggris. Namun mahasiswa dan dosen di Jepang masih sangat tidak menguasai bahasa Inggris sehingga lebih banyak menggunakan bahasa Jepang.” Kalau dari bahasa Inggris mereka kan belajar bahasa Inggris sampai SMP kalau kota sampai SMA makanya kia agak lumayan lah menguasai bahasa Inggris,”katanya.
Selain itu dirinya merasa bangga karena bisa mewakili Mahasiswa Gunadarma dan Indonesia untuk mencari Ilmu dan menajdi contoh mahasiswa.
” Tentunya salah satu tujuan kami kesana mau ambil ilmu dan semoga Ilmu yang kami dapatkan tidaknya hanyalah berhenti tapi bisa dikembangkan,”ujarnya
Sementara itu mahasiswa lainnya Hinggil Pandu Rumakso yang juga terpilih mengikuti program tersebut mengaku beruntung mengikuti program tersebut. Sebab dirinya menjadi salah mahasiswa dari jurusan teknik mesin yang ikut program tersebut.
“Ini kesempatan baik buat saya karena jurusan saya cuman satu orang dan itu saya sendiri dan saya juga dapat informasi program ini dari dari Kepala LAb saya, karena saya asisten lab teknik mesin,”ujarnya.
Dijelaskan Inggil selama mengikuti pelajaran materi yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan materi yang ada di Indonesia.
” Cuman selama disana banyak materi infromatika kan saya kan besik saya kan tehnik. Dosen nya informatika Jadi saya menggali dari teman saya sendiri baru saya informasikan ke game artificial intelligence tersebut . Jadi memang secara basik saya bukan programmer tapi saya belajar disana,”ujarnya.
Dirinya berharap dengan mengikuti program di Jepang dirinya dan 9 mahasiswi yang ikut program tersebut mampu memanfaatkan ilmu yang didapatkan untuk kemajuan masyarakat.
“Ini menjadi stimulus kita untuk menggali ilmu lagi, karena sesuatu yang baru kita kenal, teman baru banyak interes, kita tidak minder dan tetap percaya diri,”tuturnya.