DepokNews–Berbagai cara diberikan Tuhan untuk seseorang memulai bisnisnya. Yang dialami oleh Eny Sedyanti, pengusaha manisan kolang kaling Kolkal Griya, berbisnis kolang kaling agar bisa menyembuhkan ayahnya Sarjun Reksosuwarno , 85th yang menderita jari tangan sulit digerakkan.
Berbagai cara dilakukan Tuhan dalam memberikan inspirasi seseorang untuk memulai bisnis. Bermula ingin mengobati ayahanda Sarjun Reksosuwarno yang menderita jari tangan sulit digerakkan. Eny Sedyanti membuatkan manisan kolang-kaling untuk sang ayah. Sang ayah berhasil sembuh. Kini Eny mempunyai perusahaan manisan kolang kaling yang omsetnya lumayan besar.
“Di tahun 2014, saya bikin manisan kolang-kaling untuk mengobati jari tangan ayah yang sulit digerakkan. Karena kolang-kaling mengandung kolagen dan albumin. Ayah kemudian mengonsumsi manisan kolang-kaling setiap hari sebanyak dua puluh satu butir. Alhamdulillah, dalam jangka waktu sebulan, jari tangan ayah bisa digerakkan. Sehingga ia bisa pergi salat berjamaah ke masjid,”ujar Eny Sedyanti ketika dijumpai di Perumahan Griya Tugu Asri, Blok B2, No. 8, Tugu, Cimanggis, Depok, Minggu (20/6).
Setelah penyakit ayahnya sembuh, Eny kemudian sering menyarankan ke teman-temannya untuk mengonsumsi kolang kaling bila tangan dan kaki kaku. Ternyata banyak yang juga berhasil sembuh. Para tetangga pun kemudian minta dibuatkan manisan kolang-kaling pada Eny.
Info kolang-kaling bisa menyembuhkan penderitaan jari tangan sulit digerakkan semakin menyebar. Beriringan dengan itu, semakin banyak orang yang memesan manisan kolang-kaling pada Eny.
“Awalnya sehari menjual sebanyak dua sampai lima kilogram. Tapi makin lama makin banyak yang memesan,”ujar pengusaha yang merupakan anggota komunitas pengusaha muslim Genpro Depok itu.
Eny pun semakin serius untuk menjadi pengusaha manisan kolang-kaling. Ia mengikuti berbagai pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh dinas- dinas di Pemkot Depok, Kementerian maupun Genpro.
Dalam waktu singkat Eny sudah mengantongi berbagai macam perizinan, mulai dari PIRT, Halal , HKI,NIB, IUMK, dan lain-lain. Bahkan Kolkal Griya mendapat penghargaan One Star Award /Piagam Bintang Keamanan Pangan IRTP dari BPOM Jawa Barat, yang artinya terjamin keamanan makanan .
Kwalitas manisan kolang-kalingnya pun semakin baik. Saat ini kapasitas produksi per hari mencapai 20-40 kilogram. Di bulan Ramadhan kapasitas produksi 100kg per hari, omset semakin meningkat.
“Alhamdulillah sekarang pesanan datang dari Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Banyuwangi, Bali dan Palembang,”ujar pengusaha itu sambil tersenyum
Meskipun omsetnya cukup besar, tapi istri dari Aris Eko Setiawan itu masih mengerjakan sendiri produksi manisan kolang-kalingnya. Awalnya ia menyortir langsung kolang-kaling yang dibelinya.
Sekarang Pemasok kolang kaling sdh menyortir sebelum dikirim ke rumahnya
“Semua proses produksi saya kerjakan sendiri. Mulai dari menyortir kolang-kaling, mencuci, hingga di kemas. Saya masih mampu,”ujar ibu 4 anak yang masing-masing sudah kuliah itu.
Eny memang wanita enerjik. Ia aktif sebagai pelatih memandikan jenazah, aktif di komunitas berkebun, dan aktif dibeberapa komunitas UMKM di Depok, serta anggota Satgas COVID 19.
Pengusaha yang akrab dipanggil Bu Eny itu mengungkapkan, jika ia tidak menyortir langsung kolang-kaling dari petani, akan banyak kolang-kaling yang tidak terpakai olehnya.
“Saya pernah beli dua ratus kilogram kolang-kaling. Setelah saya sortir, ternyata yang tidak bisa saya pakai delapan puluh kilo,”ujar wanita kelahiran Tanjung Pinang, 5 Desember 1968 itu.
Ia selalu berusaha memuaskan pelanggan dengan menjaga kwalitas manisan kolang-kalingnya. Ia benar-benar memperhatikan mulai dari bahan mentah hingga paska produksi.
“Jika ada manisan kolang-kaling saya rasanya asam, akan saya ganti. Silakan lapor ke saya,”ujarnya tegas.
Pada bulan Ramadan, jumlah pesanan naik beberapa kali lipat, sehingga Eny pun merekrut 2 karyawan musiman. Tapi selama masa pandemi COVID 19, lantaran anak-anaknya menjalani kuliah di rumah, Eny pun dibantu oleh anak-anaknya.
“Ternyata anak-anak bersedia membantu saya. Tapi tetap saya gaji secara profesional,”kata pengusaha yang pernah menjadi pengusaha kerajinan tangan itu.
Menjelang Ramadan, Eny biasanya sudah stok kolang-kaling. Karena ia pernah mengalami kesulitan mencari bahan baku kolang-kaling.
“Tapi sekarang saya sudah punya supplier kolang-kaling,”tutur Eny
Pada awal pandemi COVID 19, omset Kolkal Griya sempat mengalami penurunan hampir 15 %. Tapi kemudian, omsetnya kembali normal.
Untuk mengembangkan bisnisnya Eny melakukan promosi secara duniawi dan ukhrawi. Secara duniawi, ia melakukan promosi lewat sosial media. Ia juga mempunyai beberapareseller. Secara ukhrawi, ia sering bersedekah kolang- kaling.
“Setiap hari saya memproduksi manisan kolang-kaling puluhan kilo. Pada pagi hari, saya membaca WA jumlah order yang masuk untuk hari itu. Terkadang, jumlah produksi saya melebihi jumlah orderan. Nah, karena sudah diproduksi, akhirnya saya bagi-bagikan.. Eh, ternyata siang harinya banyak order baru masuk, sampai cadangan manisan kolang-kaling saya pun habis,”ujar pengusaha itu.
Eny juga pandai memanfaatkan peluang. Pada saat perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus misalnya, ia membuat paket dua warna merah dan putih, dengan harga spesial. Warna merah merupakan kolang-kaling rasa cocopandan sedangkan warna putih berasal dari kolang-kaling rasa leci.
Pada saat berita Palestina ramai, Eny juga aktif memberikan bantuan dengan menyumbangkan sebagian hasil penjualan manisan kolang-kaling ke Palestina.
Manisan kolang-kaling sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Pengusaha baru pun banyak bermunculan. Namun Eny tidak takut bersaing.
“Saya yakin, setiap orang itu ada rezekinya. Rezeki itu tidak akan tertukar,”ujar pengusaha itu. Selain itu, menurut Eny, manisan kolang-kalingnya mempunyai rasa yang khas.
“Manisan kolang-kaling itu banyak jenisnya. Ada manisan kolang-kaling yang lengket dan pakai es batu. Ada yang rasanya sangat manis. Nah, kolang-kaling saya ini untuk kesehatan. Masing-masing jenis kolang-kaling itu ada penggemarnya,”katanya penuh semangat.
Kolkal Griya mempunyai 9 varian, yaitu rasa original, cocopandan, leci, anggur, greentea, pandan, gula batu, jahe merah dan lemon.
Setelah berhasil memenuhi pasar manisan kolang-kaling di Jabodetabek dan beberapa provinsi di Indonesia, Eny sedang berusaha mengekspor manisan kolang-kalingnya . Saat ini ia sedang berupaya agar manisan kolang-kalingnya dikemas di dalam kaleng sehingga manisannya bisa lebih tahan lama.
“Sudah ada angin segar dari Hong Kong dan Timur Tengah. Tapi mereka meminta manisan saya dikemas dalam kaleng yang agar bisa lebih awet,”tuturnya.
Alhamdulillah tanggal 16 Juni 2021 kolkal Griya tanda tangan dengan LIPI sebagai Binaan LIPI. Kolkal Griya akan difasilitasi pengalengan.
Selama ini Kolkal Griya tidak menggunakan pengawet, sehingga hanya tahan seminggu di suhu ruang dan tahan sebulan di dalam kulkas.
Dari hasil tabungan menjual manisan kolang-kaling, Eny dan suaminya Aris Eko Setiawan juga bercita-cita ingin menjadi penjual pupuk organik. Karena diyakini, pupuk organik ini bisa meningkatkan penghasilan petani. Eny dan suami bukan saja akan menjual pupuk organik pada petani, tapi perusahaan juga siap membeli hasil panen petani yang menggunakan pupuk organiknya. Budi Gunawan