DepokNews — Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan Klinik Satelit Makara UI melakukan soft launching layanan telehealth monitoring berbasis Internet of Things (IoT).
Telehealth monitoring merupakan layanan yang ditujukan agar masyarakat bisa memonitor kondisi kesehatannya secara mandiri, sehingga mengurangi kejadian keterlambatan diagnosis.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh Sekretaris Universitas dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D yang mewakili Rektor UI, Direktur Utama RSUI DR. dr. Astuti Giantini, Sp.PK, MPH, Kepala Klinik Satelit UI Makara Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Sanyoto, Sp.DLP, MSc.CM-FM, F.I.S.P.H, F.I.S.C.M, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI Dr. Rokhmatullah, S.Si., M. Eng, dan juga Direktur PT Usaha Indonesia Advisory Firdaus Rosean Rony, CMA, M.Acct.
Saat menyampaikan sambutan, dr. Agustin menjelaskan, di masa pandemi ini penggunaan layanan telemedisin merupakan keharusan. Layanan telemedisin di RSUI ini merupakan sebuah inovasi pengembangan ICT yang tidak hanya memungkinkan pengguna dapat me-monitoring kondisinya sendiri, tetapi juga bisa menjadi sumber pengetahuan mandiri pasien.
“Dengan adanya IoT ini pada layanan kesehatan, kita akan bisa menjangkau pasien-pasien yang jauh di luar,” ujar dr. Agustin. Menurutnya, pembukaan layanan telemedisin ini harus segera dilaksanakan.
dr. Dhanasari mengakui bahwa adanya pandemi Covid-19 memaksa literasi digital bagi Klinik Satelit, yang tadinya belum terlalu fokus pada layanan digital. Selama masa pandemi, banyak masalah kesehatan yang terjadi, khususnya dalam lingkungan UI, contohnya masalah obesitas mahasiswa baru yang terus meningkat tiap tahun.
Dalam mengatasi keterbatasan akibat pandemi, diperlukan inovasi teknologi untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan secara aman dan nyaman dalam suasana pandemi.
“Dengan adanya teknologi Telehealth Monitoring yang berbasis pada IoT maka pasien klinik tetap dapat terlayani denan holistik, komprehensif, kolaboratif, dan berkesinambungan karena dilengkapi dengan peralatan monitor medical grade yang tepercaya,” kata dr.Dhanasari menjelaskan dalam kata sambutannya pada Jumat (10/9).
Saat ini, layanan telemedisin yang masih umum di Indonesia masih terbatas pada telekonsultasi yang cukup bermanfaat tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Telehealth monitoring berbasis IoT ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan data kesehatan pasien secara real time.
“Kalau kita bicara telemonitoring, kita harapkan mudah diterapkan terutama pada tenaga medis, waktunya real time, jadi tidak menunggu pasien ada keluhan lalu menunggu tenaga kesehatan datang,” ujar dr. Hermawan Sp.JP(K)-FIHA menjelaskan.
Dengan adanya layanan telehealth monitoring, diharapkan pasien bisa mengenali dan mengidentifikasi keluhan, dan kemudian memahami langkah selanjutnya yang harus dilakukan.