DepokNews – Genpro Chapter Depok terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas para anggotanya apalagi di masa pandemi ini, dimana tidak sedikit bisnis yang pada akhirnya berguguran. Menanggapi hal tersebut Genpro Chapter Depok mengadakan “Company Visit ke Pabrik Garment Nibras”, kegiatan diadakan pada hari Rabu (03/11/21). Pak Jalal Abdul Nasir dan Bu Temmi selaku pemilik Nibras menyambut baik dan ramah rombongan Genpro Depok yang datang ke pabriknya.
Presiden Genpro Chapter Depok Setiyo Sudino sangat berterima kasih kepada Pak Jalal dan Bu Temmi yang telah menyambut baik rombongan Genpro Chapter Depok. Dirinya berharap setelah kunjungan, para peserta dapat semakin termotivasi untuk menjalankan bisnisnya, tidak pantang menyerah apalagi di tengah pandemi yang masih berlangsung.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak Jalal dan Bu Temmi yang telah menyambut baik kunjungan ini, semoga para peserta dapat semakin termotivasi untuk naik kelas. Kang Jalal dan Bu Temmi yang kini kita lihat sebagai sosok yang sukses dan memotivasi pun pada awalnya mengalami kesulitan namun tidak pernah menyerah hingga akhirnya bangkit, kita semua pasti bisa mengikuti jejaknya,” ujar Mas Tio, panggilan akrab Setiyo Sudiono ketika selesai kunjungan.
Nibras tumbuh dan berkembang di masa pandemi, hal ini terbukti dengan pembukaan pabrik baru Nibras di Purwakarta Jawa Barat, dengan target menyerap 1.000 orang tenaga kerja, pada akhir 2021. Nibras menyasar segmen busana muslim yang dipasarkan sepenuhnya dengan sistem kemitraan dengan diskon 20% hingga 40% dari harga jual pada mitranya.Sempat tertahan pada 2020 hingga hanya tumbuh 1,5%, kondisi berhasil diputarbalikkan pada 2021. Sepanjang Januari hingga Juli 2021, Nibras berhasil tumbuh hingga 62%.
“Awalnya tahun 1999, Pak Jalal berbisnis buku, kaset, Al-Quran, VCD, makanan minuman dengan bendera Fatahillah. Namun gagal dan 2009 toko buku milik Pak Jalal tutup dengan meninggalkan banyak hutang. Pada tahun 2009-2011 Pak Jalal dan Bu Temmi berusaha bangkit sambil terus jualan apa saja mulai training, asuransi, seminar, dan lain-lain agar bisa melunasi hutang,” ujar Mas Tio mengingat apa yang diceritakan oleh Pak Jalal dan Bu Temmi.
Pada akhirnya 2011 Pak Jalal dan Bu Temmi menemukan bisnis ini yang idenya dari Bu Temmi. Nibras didirikan dengan modal Rp 40 juta, banyak pesanan masuk dengan sistem cash and carry. Terbukti dari omset 2011 Rp 72 juta, setahun kemudian 2012 meningkat dahsyat menjadi Rp 2 miliar dan seterusnya. Aset Nibras saat ini mencapai Rp 30 Miliar.