DepokNews- Ketua Departemen Ekonomi dan Sosial Aliansi Perempuan Peduli Indonesia ( ALPPIND ) DKI, Nuriana Pratiwi memberikan testimoni tentang sosok perempuan tangguh dan mandiri, yaitu Ummu para Ummahat, yang lebih dikenal dengan sebutan Ummi Hani.
Pemilik nama lengkap Hani Hendayani ini, dari kesan pertama yang terlihat dari sosok Ummi Hani adalah kelembutan dan kelapangan hati.
“Beliau mengedepankan Akhlakul kharimah dalam bersosialisasi dengan siapa saja, merangkul dari kalangan mana saja untuk menebar kasih sayang,” tutur Nuriana.
Kemudian yang membuat dirinya tertarik dengan sosok lembut penuh pesona ini adalah bagaimana seorang umahat yang diamanahkan Allah 7 orang anak plus 2 keponakan yang tinggal bersama beliau menjadi tumbuh dan berkembang menjadi hebat sesuai bakat dan cita-cita anak-anak ummi Hani.
“Di tengah kesibukan dakwah dan aktifitas beliau yang mencapai skala internasional beliau tetap berkiprah dengan penuh semangat, tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang ibu dan istri di rumah,” terangnya.
Ummi Hani menguatkan kesabaran yang penuh dalam diri dan langkahnya. Sebab bagi beliau kesabaran bukan diam, namun sabar artinya berbuat dan terus memperbaiki diri dan lingkungan dengan cara yang kita mampu berikan untuk membantu sesama.
“Itu kemudian yang membuat saya tertarik menemui beliau dan memintakan nasihat ketangguhan dan pendidikan karakter buat saya pribadi, keluarga dan bagaimana mencapai kebaikan itu seutuhnya,” kanjut Nuriana.
Mendampingi proses tumbuh kembang anak itu bukanlah hal yang mudah dan tentunya harus banyak referensi ilmu yang terus dikembangkan.
Dirinya melihat bagaimana ummi Hani merangkul dan membersamai para ummahat dengan menyediakan sarana berbagai macam majelis ilmu, beliau bentangkan kesempatan belajar dan memberikan panutan dan bimbingan langsung kepada para ibu-ibu di indonesia.
Untuk menjadi sosok ibu masa depan yang mampu merawat putra-putri para ummahat kita menjadi generasi terdidik penuh akhlak mulia dan berperestasi kedepannya.
“Ketika seseorang hadir menemui saya, disitu saya akan hadir sepenuhnya buat mereka. Saya berikan pikiran saya, perhatian saya, hati saya untuk mendengarkan dan memberikan apa yang mereka butuhkan dari saya untuk bisa membantu memberikan solusi dari beban yang mungkin mereka bawa,”
“Ketika saya mendengarkan, dan berusaha membantu memecahkan persoalan hidup mereka, saya seperti melihat Allah sedang bentangkan kalimat-kalimat yang harus saya fahami dan saya mengerti,” jelasnya.
Kemudian dirinya meyakini bahwa Allah yang menuntun hati saya sehingga mampu memberikan rasa nyaman dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi mereka untuk kemudian membantu mereka menyelesaikan berbagai macam persoalan dalam kehidupan mereka”.
“Mainfull and Meaningfull” itulah penggerak dan habit yang selalu beliau tekankan untuk dapat terus berkontribusi lebih baik, bertahan dan tetap berpijak pada ladang dakwah.
Begitu kutipan ummi Hani ketika saya tanyakan tentang mengapa begitu mudah memberikan pertolongan dan bagaimana memberikan kelapangan hati ummi Hani membantu sesama?
Kasih sayang itu seperti cahaya, maka ketika cahaya itu tampak dan muncul memancar dalam hati kita, maka segala kegelapan itu akan hilang dan cahaya itu mampu menyebar ke segala sudut ruang yang gelap sekalipun.
Itulah perumpamaan hati seorang mukmin yang beriman yang mampu memberikan cahayanya kepada saudaranya. Saya sangat mengagumi beliau bahkan sebelum berjumpa langsung dengan beliau.
Energi yang beliau tumpahkan ketika memberikan materi disetiap acara, dimana beliau adalah pematerinya. Selalu ditunggu dan menjadi perhatian bagi semua peserta.
Apa yang mengalir dari lisan beliau adalah ilmu dan apa yang tersampaikan menyentuh hati yang menambah keimanan saya.
Begitulah sosok ummi Hani yang saya kenal dan saya do’akan beliau selalu sehat dan Allah berikan perlindungan senantiasa kepada beliau.
Semoga beliau tetap menjadi Ummu para Ummahat seperti Ummul Mukminin Siti Khadijah Radhiallahuanhu. Yang kehadiranya memberikan ketenangan, ilmu dan perhatiannya memberikan kekuatan dan menjadi suri tauladan bagi para ummahat.