Oleh : Ketua Fraksi PKS DPRD Depok – H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Ing.
Saudaraku, salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).(QS. Al-Baqarah: 185) Lima ayat pertama dari surat Al-‘Alaq yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Ketika Nabi Muhammad tengah SAW tenggelam dalam bermunajat kepada Allah di Gua Hira, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril yang membawa perintah dari Allah SWT untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu Surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Salah satu kewajiban umat Islam terhadap Al-Qur’an adalah membacanya dan menyimaknya. Tilawah Qur’an sangat dianjurkan dalam mengisi ibadah harian selama bulan Ramadhan. Karena keistimewaan dan anjuran tersebut, kaum muslimin berlomba-lomba dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an ketika bulan Ramadhan. Begitu pula yang dilakukan oleh para ulama salafus shalih ketika Ramadhan tiba, mereka berlomba-lomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Beberapa contoh di antaranya yaitu:
*Imam Hanafi. Imam Sufyan bin Uyainah rahimahullah mengatakan:
كان أبو حنيفة رضي الله عنه يختم القرآن في كل شهر رمضان ستین ختمة ختمة
Artinya: Imam Hanafi (Imam Abu Hanifah) biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di setiap Ramadhan sebanyak 60 kali khataman. (Al-Mausu’ah Al-Haditsiyah Limarwiyat Al-Imam Abu Hanifah: Jilid 2, Halaman 208)
*Imam Malik. Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:
قال ابن عبد الحكم : كان مالك إذا دخل رمضان يفر من قراءة الحديث ومجالسة أهل العلم وأقبل على تلاوة القرآن
Artinya: Ibnu Abdil Hakam berkata, “Imam Malik jika memasuki Ramadhan beliau meninggalkan majelis bacaan hadits serta majelis ahli ilmu, dan fokus untuk membaca Al-Qur’an.” (Latha’iful Ma’arif: Halaman 318)
*Imam Syafi’i. Imam Al-Baihaqi rahimahullah mengatakan:
الربيع بن سليمان يقول : سمعت الحميدى يقول : كان الشافى يختم في كل شهر رمضان ستين ختمة
Artinya: Ar-Rabi’ Bin Sulaiman berkata, “Aku mendengar Al-Humaidi mengatakan, ‘Imam Asy-Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali khataman.'” (Manaqib Asy-Syafi’i: Jilid 2, Halaman 159)
Allah SWT menjanjikan begitu banyak balasan pahala kebaikan bagi yang membaca ayat-ayat-Nya. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Mensyukuri.” (QS Fathir: 29-30).
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, dia berkata, “Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan dia mahir, maka dia bersama para malaikat penulis yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan dia gagap dalam bacaannya, maka dia mendapatkan dua pahala.” (Muttafaq Alaih) Dikatakan mendapat dua pahala, karena dia mendapat pahala karena bacaannya itu sendiri, dan mendapat satu pahala lagi kesulitan dan kegagapan yang dialaminya. Ini merupakan dalil untuk lebih memicu meningkatkan bacaannya, meskipun dia mengalami kesulitan. Berapa banyak orang muslim yang lidahnya terasa berat saat membaca Al-Qur’an, tetapi dia tetap tekun dan terus membaca, hingga lama-kelamaan lidahnya menjadi lentur dan luwes.
Dari Abu Umamah, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Diriwayatkan Muslim). Dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka dia mendapatkan satu pahala, dan satu kebaikan itu berlipat sepuluh kebaikan yang serupa. Aku tidak mengatakan, ‘Alif lam mim satu huruf’, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Dalam hadis lainnya digambarkan tentang perbedaan tilawah Al-Qur’an antara orang mukmin dan orang munafik. Dari Abu Musa Al-Asy’ary, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an itu seperti utrujjah, baunya harum dan rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti korma, tidak berbau namun rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik, (dalam riwayat lain orang keji), yang membaca Al-Qur’an, seperti raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, seperti hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim dan An-Nasa’y serta Ibnu Majah). (Al-Mundziry menyebutkannya di dalam At-Targhib Wat-Tarhib, dan menurutnya, hadits ini diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim, An-Nasa’y dan Ibnu Majah. Lihat Al-Muntaqa, nomor 777).
Semoga dari paparan tentang keutamaan dan ganjaran tilawah Qur’an tersebut memotivasi kita ber-fastabiqul khairat untuk mengkhatamkannya. Dan, insyaa Allah kelak di akhirat kita akan menjadi salah seorang hamba yang mendapatkan syafa’at dari Al-Qur’an. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an.” (HR. Muslim). Wallahu a’lam bish shawab.