Oleh : Khairulloh Ahyari-
Undangan pertemuan itu datang. Sangat mendadak. Juga dilematis. Radjiman, Bung Karno dan Bung Hatta sangat galau. Dalam hati masing-masing bertanya, apa gerangan yang akan terjadi. Di buku ‘Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia’ karya Cindy Adam (1966), Soekarno berkata, “Aku gugup. Aku merasakan sesuatu yang penting yang akan terjadi. Tapi apa?”
Pukul 11.02 waktu Jepang, 9 Agustus 1945. Bom kedua milik Amerika dijatuhkan di Nagasaki. Lebih dari 70.000 orang tewas.
Dalam situasi tidak menentu. Di tengah gemuruh perang dunia dua yang semakin menjadi-jadi. Di tengah besarnya gelombang hasrat merdeka sangat besar bangsa Indonesia. Radjiman, Soekarno dan Mohammad Hatta berada dalam perjalanan. Ya, mereka akan memenuhi ajakan pertemuan pemerintah Jepang. Dilematis memang. Tapi Jepang masih terlalu kuat.
Walau harus menggunakan pesawat apa adanya. Dengan taruhan nyawa. Para tokoh besar itu berangkat menuju Dalat, Vietnam.
Singgah dan bermalam di Singapura, mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat kargo. Pesawat ini dipilih salah satunya menghindari kecurigaan pasukan sekutu. Di dalam pesawat itu, ketiga tokoh bangsa didampingi oleh Kolonel Nomura dan Miyosi sebagai penerjemah, serta 20 perwira Jepang.
Mereka akan bertemu dengan Panglima Perang Tertinggi Jepang Wilayah Selatan, atau Asia Tenggara, Jenderal Besar Terauchi Hisaichi. Pertemuan dijadwalkan jam 10 pagi waktu Dalat, vietnam. Tanggal 12 Agustus 1945.
Pertemuan akhirnya benar terjadi. Jenderal Terauchi mengatakan bahwa Tokyo memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Terauchi lalu memberikan selamat kepada Radjiman, Sukarno, dan Hatta.
Sukarno sempat bertanya kepada Terauchi, kapan keputusan Tokyo tentang Indonesia merdeka dapat diumumkan kepada rakyat Indonesia. Terauchi menjawab, “Terserah kepada tuan-tuan panitia persiapan, kapan saja dapat. Itu sudah menjadi urusan tuan-tuan,” jawabnya seperti tertulis dalam Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015).
Peristiwa tanggal 12 Agustus 1945 adalah cerita tentang keyakinan, heroisme, keberanian tanpa syarat, dan pengorbanan bertaruh nyawa tiga tokoh utama bangsa. Semua dilakukan demi kemerdekaan Indonesia.
Semoga semangat dan keteladanan mereka bisa kita lanjutkan hari ini dan di masa mendatang. Semoga.
Depok, 12 Agustus 2024.