DepokNews–Universitas Gunadarma terus memperkuat kiprahnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), tim dosen dan mahasiswa dari sebelas program studi melakukan pendampingan serta pemetaan kawasan The Learning Farm (TLF) di Cianjur, Jawa Barat. Program ini berfokus pada penguatan sistem pertanian organik berbasis agroforestri, sekaligus menyiapkan TLF sebagai model pengembangan smart village ramah lingkungan.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga sosial yang bergerak di bidang pertanian berkelanjutan. Tim PkM Universitas Gunadarma melibatkan sebelas program studi, yaitu Agroteknologi, Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Ekonomi, Farmasi, Psikologi, Teknik Mesin, Pariwisata, dan Teknik Industri. Sinergi lintas disiplin ini memperkuat upaya pendampingan yang mencakup pemetaan kawasan, pelatihan pertanian organik, dan perencanaan sistem agroforestri yang efisien dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.
The Learning Farm: Menanam Benih Perubahan
The Learning Farm merupakan yayasan nirlaba yang berfokus memberdayakan pemuda rentan berusia 17–24 tahun dari berbagai daerah di Indonesia. Melalui program pelatihan berasrama selama lima bulan, para peserta belajar praktik pertanian organik sekaligus mendapatkan pelatihan soft skills seperti bahasa Inggris, komputer, kewirausahaan, dan pengembangan diri. Seluruh program diselenggarakan tanpa biaya, sebagai upaya membuka kesempatan belajar dan bekerja bagi generasi muda yang kurang beruntung secara ekonomi.
Selama proses pelatihan, peserta tidak hanya mempelajari teknik bercocok tanam, tetapi juga mengembangkan karakter, kemandirian, dan kepekaan sosial. “Bagi kami, pertanian organik bukan hanya soal menghasilkan pangan sehat, tetapi juga sarana membentuk karakter, kemandirian, dan harapan baru bagi anak-anak muda,” ujar General Manager The Learning Farm. Filosofi inilah yang melandasi TLF mengusung tagline “planting the seeds of change” – menanam benih perubahan bagi masa depan generasi muda Indonesia.
Peran Universitas Gunadarma
Dalam pendampingan ini, tim PkM Universitas Gunadarma melakukan pemetaan kawasan menggunakan drone dan sistem informasi geografis (GIS) untuk memperoleh data spasial yang akurat. Pemetaan ini menjadi langkah awal penting karena selama ini TLF belum memiliki peta tata ruang yang menggambarkan penggunaan lahan secara menyeluruh. Data tersebut menjadi dasar perencanaan pengembangan kawasan yang lebih terarah, termasuk penataan zona pertanian, area konservasi, jalur wisata, dan fasilitas pelatihan.

Selain pemetaan, pendampingan juga difokuskan pada penguatan sistem pertanian organik dan agroforestri. Tim Agroteknologi memberikan pelatihan pengolahan tanah, perbaikan media tanam, serta pembuatan pupuk organik padat dan cair berbasis bahan lokal. Dosen Arsitektur dan Sipil meninjau potensi desain tata ruang dan infrastruktur berkelanjutan, sementara tim dari Informatika membantu digitalisasi sistem pencatatan dan pemantauan lahan. Kolaborasi lintas bidang ini memastikan bahwa pengembangan TLF tidak hanya berorientasi pada produksi pertanian, tetapi juga pada keberlanjutan ekologi dan sosial.
Potensi dan Tantangan di Lapangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa TLF memiliki potensi produksi yang menjanjikan. Setiap kali panen, rata-rata sayuran yang dihasilkan mencapai 10–15 kilogram, bahkan beberapa komoditas mencapai 40 kilogram. Frekuensi panen dilakukan dua kali seminggu dan berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap pendapatan yayasan, melampaui sektor agrowisata. Sistem pertanian organik yang diterapkan juga telah mencakup rotasi tanaman dan pemanfaatan pupuk organik mandiri.
Namun, berbagai tantangan masih dihadapi, terutama keterbatasan modal, kondisi tanah miskin hara, dan curah hujan tinggi yang memicu serangan hama serta penyakit. Tantangan lain yang cukup mendasar adalah belum adanya pemetaan penggunaan lahan dan sistem agroforestri secara komprehensif, sehingga strategi pengelolaan jangka panjang belum memiliki acuan spasial yang terstruktur.
“Dukungan dari Universitas Gunadarma sangat berarti bagi kami. Kehadiran tim dosen dan mahasiswa membuat kami semakin percaya diri bahwa pertanian organik bisa berkembang dan memberi dampak ekonomi yang nyata,” ungkap Wisnu, Manajer Operasional TLF.
Harapan ke Depan
Kegiatan PkM Universitas Gunadarma di The Learning Farm diharapkan menjadi fondasi pengembangan sistem pertanian organik berbasis data dan spasial. Melalui keterlibatan lintas disiplin, kegiatan ini membuka peluang lahirnya inovasi dalam manajemen lahan, perencanaan agroforestri, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.
Lebih jauh, program ini diharapkan menjadi model nyata pengembangan smart village berbasis pertanian berkelanjutan yang dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia. Kolaborasi antara Universitas Gunadarma dan The Learning Farm menegaskan komitmen bersama untuk menanam “benih perubahan” — membangun generasi muda yang mandiri, berdaya, dan peduli terhadap keberlanjutan lingkungan serta ketahanan pangan nasional.







