Oleh : Ketua Fraksi PKS DPRD Depok H.Moh.Hafid Nasir, Dipl. Ing.
Mari kita mengucapkan banyak rasa syukur karena sampainya kita di bulan Ramadhan 1443 Hijriyah merupakan bentuk dari kasih sayang Allah SWT, Rabb semesta alam. Tidak lupa juga kita bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya. Semoga kita tetap istiqomah di dalam agama islam ini hingga akhir hayat.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat islam, pasalnya di dalam bulan suci ini terdapat berbagai keberkahan yang dapat diraih oleh umat islam. Maka dari itu sudah selayaknya umat islam di seluruh dunia menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Adapun keberkahan di dalam bulan Ramadhan antara lain :
Menggapai Derajat Taqwa
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Ayat ini mengingatkan sekaligus mengajarkan kepada umat islam bahwasannya ibadah puasa merupakan ibadah yang juga dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Dari zaman nabi Adam yang ketika itu melakukan puasa ayyamul bidh hingga puasa dibulan suci Ramadhan menjadi ibadah wajib bagi umat nabi Muhammad SAW.
Melaksanakan ibadah puasa dapat meningkatkan derajat taqwa seorang muslim, dalam melaksanakan ibadah puasa seorang muslim telah melaksanakan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.
Maksud dari menjauhi larangan-Nya, seorang muslim yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah SWT larang ketika bulan Ramadhan tiba seperti: meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya.
Ketika melakukan ibadah puasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.(HR. Muslim no. 1151)
Padahal makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya merupakan hal-hal yang biasa dilakukan di bulan-bulan biasanya serta merupakan kesenangan duniawi . Namun hal-hal tersebut harus dijauhi terlebih dahulu dalam rangka ber-taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya.
Bulan puasa merupakan bulan dimana pahala dilipat gandakan, maka dari itu seorang muslim harus bersemangat untuk melakukan berbagai amalan kebaikan di bulan Ramadhan.
Menjadi Seseorang yang lebih baik
Ketika bulan suci Ramadhan tiba, umat muslim akan menjauhi berbagai macam maksiat supaya ibadah puasanya tidak sia-sia. Pasalnya banyak dari kaum muslim yang hanya mendapatkan lapar dan haus saja ketika ibadah puasa, mengapa demikian?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”(HR. Ahmad 2/373. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid.)
Puasa seseorang menjadi sia-sia karena selama ibadah puasa seseorang tersebut tetap melakukan berbagai hal-hal yang dilarang seperti tidak menjaga lisannya atau melakukan ghibah, berkata kasar dan dusta serta melakukan berbagai perbuatan yang dilarang lainnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”(HR. Bukhari no. 1903)