DepokNews — Walikota Depok, Mohammad Idris melarang perayaan Valentine yang jatuh setiap 14 Februari. Larangan tersebut tertuang dalam himbauan melalui Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Depok yang bernomor 421/01120/Disdik/2018.
Pemkot Depok menilai, perayaan hari kasih sayang tersebut merupakan budaya yang menyimpang dari nilai, norma dan aturan. Karenanya, Pemimpin Kota Depok berharap, para siswa tidak merayakan Valentine baik di dalam maupun luar lingkungan sekolah. “Jangan ikut-ikutan merayakan Valentine, karena tidak sesuai dengan budaya, tradisi, dan ideologi bangsa Indonesia. Budaya tersebut juga tidak sesuai dengan norma agama maupun social bangsa Indonesia,” tegas Idris mengingatkan seluruh warga Depok.
Idris juga menghimbau kepada para orang tua untuk mengawasi putra-putrinya agar tidak merayakan valentine. “Ajaklah anak-anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif lainnya guna meningkatkan harmonisasi dan ketahana keluarga. Jika keadaan keluarganya harmonis, dan ditunjang dengan suasana yang religius, maka anak akan meninggalkan kebiasaan buruk,” tutur Walikota di Wisma Hijau, Selasa (13/02/18).
Tak hanya orang tua, himbaun juga ditujukan kepada seluruh perangkat sekolah. “Tanamkan sikap dan perilaku yang terpuji dengan melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia di lingkungan sekolah,” kata Idris.
Senada dengan Walikota, ditempat yang berbeda Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna juga menyatakan bahwa valentine itu bukan budaya orang Indonesia. Valentine atau hari kasih sayang bukan budaya kita, jadi tidak usah dirayakan. Kita harus bisa memilih budaya-budaya yang masuk yang sesuai dan pas dengan budaya kita.
Kalua kita saling sayang itu memang sudah keharusan sebagai umat manusia yang saling menyayangi satu sama lain, dan itu bisa diimplementasikan setiap hari, tidak hanya saat valentine saja,” ungkap Pradi di Lapangan Jl. Jawa, Selasa (13/02/18).