Calon Wakil Wali Kota Depok Imam Imam Budi Hartono Nyablon Kaos Ojo Lali Nomor Loro

DepokNews–Usaha sablon yang digemari kalangan anak muda dinilai bisa mengurangi angka pengangguran tenaga kerja.

Demikian dikatakan Calon Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono saat melakukan penyablonan perdana kaos Imam Budi Hartono Bersurjan dan Blangkon Ojo Lali Nomor Loro di Northink Percetakan di kawasan Cipayung.

Imam yang didampingi oleh Yusuf Trilis dan Indria Trilis Sari kepada wartawan mengatakan usaha sablon yang didominasi dilakukan oleh anak muda saat ini layak diperhatikan.

Dia mengatakan dunia percetakan semakin hari mengalami perkembangan yang mengakibatkan saat ini hanya kaos dengan pola cetak yang masih bertahan.

“Percetakan spanduk sudah tidak ada, hanya kaos saja yang masih ada, untuk itu mari teman teman kita bantu para pelaku usaha sablon kaos,”katanya.

Jika pasangan Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono maka akan memperhatikan para UMKM yang ada di Kota Depok.

Sementara itu owner Northink Rendra mengapreasiasi kehadiran calon Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono ke lokasi workshopnya.

“Alhamdulilah bang Imam yang didampingi bang Yusuf datang dan sekaligus menyablon kaos Ojo Lali Nomor Loro,”katanya.

Rendra menambahkan di musim masa Pilkada ini mengaku sudah mendapatkan pesanan dari tim sukses pengusung calon salah satunya dari Imam Budi Hartono.

Di lokasi sama Ketua Tim Relawan Inovatif Loyalis Idris Imam Sejati (Triilis) Yusuf Trilis Hendra merasa bangga dengan kehadiran Imam Budi Hartono ke lokasi percetakan.

“Kami bangga dan senang bang Imam bisa datang ke lokasi percetakan bahkan beliau menyablon baju Ojolali Nomor Loro,”katanya.

Yusuf menambahkan kaos tersebut nantinya akan dibagikan kepada relawan saat kegiatan bimtek saksi di luar TPS yang rencananya akan dilaksanakan pada Minggu(15/11) mendatang.

Dia menambahkan membuat kaos berkonsep Jawa Tengah dimana Imam menggunakan baju Surjan dan kepalanya memakai Blangkon.
dan tertulis Ojo Lali Nomor Loro.

Yusuf menambahkan bagi orang Jawa, makna blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala.

Blangkon memiliki filosofi, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya.

Istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai.

Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja.

Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit.

Maka dari itu diciptakanlah blangkon, penutup kepala yang siap pakai.

“Kepala yang ditumpanginya mengisyaratkan jagad alit. Sebab dalam peranan manusia sebagai khalifah, kita membutuhkan kekuatan Tuhan,”katanya.

Blangkon menyimbolkan kekuatan Tuhan yang diperlukan bila manusia ingin menjalankan tugasnya untuk mengurus alam semesta.

“Kami harap jika Bang Imam menjadi Wakil Walikota Depok mendampingi Mohamad Idris bisa menjalankan tugasnya,”katanya.

Yusuf menambahkan, di kaos tersebut Imam mengenakan pakaian Surjan

Surjan memiliki pakaian adat Jawa yang berbentuk kemeja atau atasan dan dirancang khusus untuk dikenakan kaum pria.

Dengan memilih motif bunga maupun lurik, surjan ini didesain dengan lengan panjang serta memiliki kerah tegak.

Zaman dahulu surjan hanya bisa digunakan untuk para bangsawan dan juga abdi keraton.

Nama surjan sendiri diambil dari gabungan dua kata yakni suraksa dan janma hingga disingkat menjadi surjan.

Suraksa-janma memiliki arti manusia, namun tak jarang pula yang mengatakan jika surjan berasal dari kata siro dan jan yang bermakna pelita.

Berdasarkan sejarah, surjan sudah ada bahkan sejak zaman kerajaan islam mataram dan diciptakan pertama kali oleh sunan kalijaga.