Debat Publik Bisa Jadi Referensi Bagi Pemilih

DepokNews–Debat Publik Pilkada yang di laksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Depok berharap bisa menjadi referensi bagi pemilih.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Nana Shobarna, mengatakan, pihaknya berharap debat publik ini bisa menjadi referensi bagi para pemilih.

“Kita berharap debat publik ini menjadi referensi bagi pemiilih menentukan pilihannya,” kata Nana dalam sambutan di pelaksanaan debat.

Kemudian, Nana juga mengatakan pihaknya berharap agar kondisi kondusif yang telah terbangun sejak awal Pilkada dapat terjaga hingga akhir.

“Kita berharap kondisi yang kondusif ini dapat terus terjaga sampai dengan tuntasnya Pilkada Kota Depok,”katanya.

Dia menuturkan, debat publik merupakan salah satu metode kampanye yang difasilitasi oleh KPU guna memaksimalkan kampanye masing-masing Paslon.

Nana menilai, momentum debat publik dapat dimanfaatkan oleh masing-masing Paslon untuk menyampaikan visi, misi, serta program kerja.

Sebab menurutnya, acara tersebut disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kota Depok.

“Kami juga ingin dengan dilaksanakan debat ini dapat menjadi salah satu referensi bagi pemilih untuk menggunakan hak pilihnya kelak pada 9 Desember mendatang,” katanya.

Sebagai Informasi, KPU Kota Depok selanjutnya akan menyelenggarakan Debat Publik kedua pada 30 November pukul 19.00-21.00 di Kompas TV.

Kemudian, debat ketiga akan dilaksanakan pada 4 Desember Pukul 19.00-21.00 WIB di TV One.

Sedangkan kampanye berakhir pada tanggal 5 Desember 2020.

Setelah itu memasuki masa tenang selama tiga hari (6-8 Desember 2020) dan pencoblosan dilakukan pada 9 Desember 2020.

Lebih, dia mengatakan, pihaknya juga menyiarkan di Channel YouTube kpukotadepok untuk menyaksikan debat tersebut.

Ketua Perempuan Gappura mas, Indria Sari menambahkan, agar debat publik jangan hanya sekadar menggugurkan kewajiban dan harus dibuat mampu mengelaborasi gagasan, program, dan kapasitas calon secara maksimal

Dia menerangkan, pilkada kali ini memiliki tantangan yang cukup berat karena digelar dalam kondisi pandemi Covid-19.

Jangan monoton, atau sekadar menggugurkan kewajiban pasangan calon dalam tahapan kampanye Pilkada 2020.

“(Seharusnya) debat di masa pandemik sangat strategis karena bisa menjangkau pemilih lebih masif melalui media penyiaran,” ucapnya.

Pilkada memiliki sejumlah tantangan utama karena harus berlangsung di tengah pandemik Covid-19. Kualitas dan kuantitas partisipasi pemilih di masa kampanye menurun.

“Kualitas kompetisi yang bebas dan adil (kompetisi yang kompetitif) bisa terdistorsi karena batasan-batasan kandidat dalam menjangkau pemilih akibat pandemik Covid-19,”katanya.