“masyarakat dapat merubah pemikiran bahwa wisata hanya ada dipusat kota. Depok bukan hanya Margonda, masih ada wilayah lain tempat wisata edukasi yang menyatu dengan alam,” ujarnya Minggu (1/10/2017).
“D’kandang adalah tempat wisata edukasi dengan harga yang terjangkau. Tak hanya berwisata yang didapat, tapi dari sisi manfaat dan pengetahuan mengenai banyak hal,” tutupnya.
Di samping itu, masih di tempa yang sama, panitia Pelaksana Kandangnya Komunitas, Syarif Hidayatullah menuturkan acara tersebut bertujuan untuk mewadahi komunitas-komunitas yang ada di Kota Depok. Sehingga baik komunitas maupun d’kandang dapat bersinergi dalam hal pariwisata.
“D’kandang dan komunitas mempunyai tujuan yang sama yaitu edukasi kepada masyarakat. Dari kesamaan tersebut kita buat satu event, dimana komunitas dapat berkreasi dengan karakteristiknya masing-masing,” kata Syarif.
Festival itu digelar selama dua hari dari 30 September 2017 sampai 1 Oktober 2017. Kegiatan diisi multi event seperti panggung utama, stan komunitas dan kelas komunitas.
“Panggung utama untuk ajang unjuk diri para komunitas. Sedangkan stan komunitas diperuntukan bagi masyarakat yang ingin lebih tahu tentang komununitas tersebut. Terdapat juga kelas komunitas yang diisi dengan edukasi seperti keahlian membaca Al-Quran pada komunitas Hafidz On The Street dan yang lainnya,” jelasnya.
D’Kandang sebagai rumah sekaligus ikon wisata alternative masyarakat Kota Depok. Pihaknya juga mengajak para komunitas yang berbasis lingkungan ataupun hewan untuk bergabung bersama D’kandang untuk mengedukasi masyarakat.
“Mereka akan kami masukan kedalam paket wisata, misalnya sekber ciliwung yang didalamnya ada Komunitas Peduli Pasanggrahan Depok (KP2D) kita jadikan wisata sungai dengan sharing provit,” ungkapnya.