Oleh : Darihan Mubarak (Presidium Nasional Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam)
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia yang memilih, tidak ada bagi mereka pilihan. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan ( Q.S. Al-Qasas : 68)”
Kita tidak pernah tahu siapa yang Allah muliakan dan siapa yang Allah hinakan disebabkan karena mereka sebelumnya menghinakan diri mereka sendiri. Maka tidak boleh ada sedikitpun yang me-neraka-kan orang lain atau mengkultuskan orang lain. Karena urusan neraka dan syurga adalah hak Allah s.w.t. Jika engkau menemukan kesalahan pada orang lain maka salahkan perbuatannya pada saat itu, bukan kemudian melaknat orang yang bersangkutan seolah olah semua perbuatannya adalah salah. Karena pendusta tidak selalu berdusta dalam setiap ucapannya, dan ahli maksiat tidak selalu bermaksiat dalam setiap amalnya. Bahkan jika seandainya ada orang fasik yang membawa berita kepadamu, engkau jangan cepat cepat mendustakannya dengan dalih kefasikannya padahal bisa jadi pada saat itu dia memang tidak sedang berdusta.
Maka jangan lekatkan kebenaran atau kebatilan suatu ucapan maupun tindakan karena siapa yang berbicara, tapi lekatkanlah ia pada apa yang dibicarakan dan apa yang dilakukan. Kecuali ia adalah seorang yang sudah dijamin kebenaran ucapannya oleh Allah. “Dan dia (Muhammad) tdk mengikuti hawa nafsu (Q.S. An-Najm : 3)“. Maka jika Allah saja tidak menjamin kebenaran ucapan maupun tindakan seseorang maka apa pula alasanmu melekatkan kebenaran suatu ucapan pada seseorang hanya karena dia adalah seorang figur? Maka dari itu, jangan memutlakkan kemuliaan pada seseorang dan jangan memutlakkan kesesatan pada seseorang karena siapa tahu akhir hidupmu lebih sesat dari yang engkau sesatkan?
Dialah Allah yang menciptakan dan memilih. Oleh karena Dia yang memilih, maka pilihanNya berdasarkan standard yang ditetapkanNya bukan standard yang engkau tetapkan. Lihatlah Musa yang gagap dalam berbicara sampai sampai Firaun dengan lantang berkata kepada kaumnya ” Apakah kalian percaya kepada orang yang bahkan tidak bisa menjelaskan ucapannya sendiri?” Lalu untuk apa pula Allah memilih Isa a.s yang hidupnya selalu dalam kemiskinan? Lalu untuk apa pula Allah memilih Muhammad padalah ia adalah seorang buta huruf? Sekali lagi ketahuilah, Dialah yang menciptakan dan memilih, dan itulah sebaik baik pilihan.