Khataman Quran Menjadi Tradisi Bangsa Indonesia

Wakil Wali Kota Depok Ir. H. Imam Budi Hartono, M.Si

Oleh : Wakil Wali Kota Depok Ir. H. Imam Budi Hartono, M.Si

Al-Quran adalah kitabullah / kitab Allah yang diturunkan kepada Rosulullah Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Bulan Ramadhan ini didalamnya terdapat hari diturunkannya Al-Quran, karena itu Ramadhan sering disebut sebagai bulan Al-Quran. Banyak umat Islam kembali membaca kitab suci ini. Kitab yang mungkin selama setahun jarang dibuka, Ramadhan kembali dibuka, tapi ada juga yang terbiasa dengan interaksi dengan Al-Quran dibulan suci ini semakin dekat dengannya. Ada yang bisa khatam berkali-kali dalam 1 bulan ini.

Kenapa sih kita harus membaca Al-Quran? Pastinya dengan membacanya kita akan mendapatkan pahala. Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Sebagian umat Islam diberbagai daerah memiliki tradisi mengkhatamkan Quran. Tradisi khatam Al-Quran di Desa Lebo Kabupaten Konawe Kepulauan khatam Al-Quran yang dilakukan tiap tahun dengan acara iring-iringan santri yang disertai lantunan marhaba menjadi wadah berkumpul atau bersilaturrahmi, menambah perekonomian bagi masyarakat, serta juga menarik perhatian masyarakat dalam penyiaran agama Islam dalam melalui budaya tersebut. Fenomena khataman Al-Quran yang terjadi di Desa Lebo telah berlangsung secara turun temurun. Salah satu hal yang paling menonjol atau ditunggu-tunggu masyarakat Lebo adalah ketika puncak dari acara khatam Al-Quran atau dalam bahasa lokal disebut hatamua dengan mengadakan pesta yang dimeriahkan oleh seluruh warga Desa Lebo baik dari anak-anak maupun orangtua.

Tradisi khataman Quran di Aceh puncaknya dirayakan dengan nama “kuwah beulangong”. Tradisi kuwah belangong merupakan kenduri yang juga dikenal dengan nama Tammat Daruh atau khatam Al-Qur’an untuk memperingati nuzulul quran. Pada kenduri ini disajikan aneka masakan dan berbagai jenis kue. Salah satu menu utama kenduri nuzulul quran di Aceh ini adalah kuwah beulangong. Kuwah beulangong adalah makanan yang terdiri dari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu yang khas. Menu ini dimasak di masjid dalam kuali besar atau belanga secara bergotong-royong dan di makan bersama-sama.

 

Masyarakat Sumatera Barat, tradisi khatam Quran yang biasa juga disebut Tamat Al Quran, adalah upacara yang penghargaan dan tanda pandainya seorang anak belajar mengaji. Dalam upacara ini pesertanya terdiri dari anak-anak yang telah bisa membaca dengan Alquran dengan tajwid/ mahraj (aturan membaca Al Quran dengan benar). Upacara ini berlangsung meriah dan diselenggarakan dengan rangkaian acara yang sifatnya tradisional.

Tradisi Mandabiah jawi (menyembelih sapi) Khatam Quran anak-anak di kanagarian Balai Gurah yaitu kegiatan yang merupakan suatu keharusan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan anak-anak belajar mengaji dan rasa kebersamaan dan kegembiraan dengan penyembelihan sapi, atau dengan membeli makanan bahan daging yang sudah jadi dimasak malah ada juga membeli nasi kotak atau nasi bungkus untuk hidangan acara upacara Khatam Quran.

Di Depok mungkin sudah banyak orang atau lembaga sekolah atau pesantren yang melakukan kegiatan khataman Quran, tetapi belum terekspos atau dijadikan sebuah budaya yang dirayakan. Jika hal ini sebuah kegiatan kebaikan kenapa tidak bisa pemerintah Kota Depok lakukan. Banyak manfaat yang akan kita dapat, baik semakin dekatnya umat Islam kepada Al-Quran, menambah iman, pemberantasan baca tulis Quran, juga akan membangkit nilai ekonomi, sosial dan pariwisata baru bagi Kota Depok. Pastinya ayo warga Depok kita baca, fahami, dan amalkan Al-Quran.

 

Published
Categorized as Hikmah