Depoknew.id – Dodol khas betawi buatan mbak Nisa bermerek Harum ini ternyata sudah punya pasar tersendiri hingga luar negeri.
“Biasanya dibawa para jamaah umrah dan haji untuk dikonsumsi di sana. Selain itu para penyelenggara umrah dan haji juga meminta tambahan kiriman karena ternyata dodol betawi Harum disukai juga oleh warga yang tinggal di Arab”, kata KHairunnisa yang kerap dipanggil Nisa, Depok 22 April 2017 di pelataran kecamatan Beji.
Menurut pengakuan Nisa, dodolnya makin diminati setelah ia memperbaiki cara pengolahan dodolnya dengan belajar dari cara produksi salah satu pabrik dodol besar di Garut Jawa Barat.
“Saya ikuti sarannya. Dengan cara pengolahan yang baru, dodol betawi Harum matangnya seratus persen dan merata. rasanya juga makin terjaga. Buktinya dodol Harum makin diterima pasar setelah saya mengubah proses produksinya”, ungkap Nisa.
Permintaan dodol betawi semakin meningkat dengan makin bergairahnya warga Depok yang berangkat umrah dan haji. Padahal sebelumnya dodol betawi hanya dikonsumsi saat lebaran atau jadi oleh-oleh mahasiswa UI Depok yang ingin pulang kampung ke daerah masing-masing asalnya saat liburan.
“Para mahasiswa biasanya memborong sebelum pulang kampung. Terutama saat jelang lebaran di mana pesanan juga datang dari warga Depok”, ungkap Nisa.
Untuk yang dodol dalam kemasan kotak sedang dan atau bentuk bulat panjang berbungkus plastik harganya hanya Rp20 ribu. Sementara yang berbungkus kotak besar harganya Rp40 ribu.
Menjelang bulan puasa dan lebaran, permintaan dodol sudah mulai berdatangan dan persiapan produksi juga sudah dimulai.
“Alhamdulillah, setiap jelang lebaran kami memproduksi dodol bisa mencapai satu ton. Produksinya dibantu para tetangga di Kukusan Beji Depok,” tambah Nisa.
Dodol harum menurut Nisa juga tetap mempertahankan rasa orisinil karena pertimbangan permintaan dan menjaga keaslian dodol betawi.
Bisnis dodol yang sudah berjalan hingga tiga generasi yang sudah eksis sejak tahun 90-an ini ternyata telah menyandang label halal MUI sejak sepuluh tahun lalu.