DepokNews–Depok, Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap serangan stroke, Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (FK UPNVJ) menyelenggarakan kegiatan edukasi kegawatdaruratan stroke di Kantor Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kamis (31/7). Kegiatan ini menyasar warga yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat stroke, serta kader Posbindu sebagai garda terdepan kesehatan di tingkat RT/RW. Edukasi disampaikan oleh tim dosen FK UPNVJ bersama UPTD Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kota Depok.

Dalam sesi edukasi, peserta diperkenalkan dengan metode “WASPADA” atau ACT FAST—sebuah panduan sederhana untuk mengenali tanda-tanda stroke secara cepat. Mereka diajak memahami bagaimana stroke bisa datang tiba-tiba, ditandai dengan wajah yang mencong, salah satu lengan sulit diangkat, bicara yang pelo, hingga kebingungan mendadak. Gejala-gejala ini, meski seringkali dianggap sepele atau sementara, sebetulnya merupakan sinyal gawat yang menuntut respons segera.
“Penanganan stroke sangat bergantung pada kecepatan. Masyarakat perlu tahu bahwa waktu emas penanganan hanya 3 hingga 4,5 jam. Lewat dari itu, risiko kecacatan akan meningkat tajam,” ujar dr. Ima Maria, M.K.M. dalam paparannya.
Edukasi ini tidak hanya menyoroti aspek klinis stroke, tetapi juga menyentuh peran penting keluarga dalam merespons kejadian stroke di rumah.
“Keluarga perlu tahu bahwa jangan menunggu gejala reda, melainkan langsung menghubungi layanan gawat darurat seperti PSC 119. Jangan pula memberikan makan atau minum, apalagi jika pasien tampak bingung atau tidak mampu bicara,” tambah dr. Winarni Naweng Triwulandari, M.Kes., dari PSC 119, yang hadir sebagai pemateri tamu.
Peserta juga dibekali pemahaman mengenai faktor risiko stroke seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok. Pencegahan pun menjadi salah satu titik tekan utama dalam kegiatan ini, antara lain dengan menjaga pola makan, olahraga rutin, serta pengelolaan stres dan tidur yang cukup.
Tak sedikit peserta yang berbagi pengalaman menghadapi anggota keluarganya yang pernah mengalami stroke. Dalam sesi tanya jawab, para narasumber juga menekankan pentingnya rehabilitasi pasca stroke—mulai dari terapi wicara, fisioterapi, hingga latihan aktivitas sehari-hari—agar penyintas tetap memiliki kualitas hidup yang baik.
Tim pengabdian dari FK UPNVJ terdiri atas para dosen lintas keilmuan, yakni dr. Retno Yulianti, M.Biomed, dr. Ima Maria, M.K.M, dr. Tri Faranita, M.Ked (Ped), Sp.A, dan dr. Lisa Safira, Sp.A (K). Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran UPNVJ yang bertugas sebagai pendamping dan asisten fasilitator edukasi.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Depok, stroke masuk dalam sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan, terutama pada usia lanjut. Prevalensinya didorong oleh meningkatnya kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk bertindak cepat saat menghadapi kasus stroke, dan lebih sadar pentingnya gaya hidup sehat dalam mencegahnya.
“Kami berharap edukasi ini dapat direplikasi di wilayah lain, karena pemahaman masyarakat adalah kunci dalam menurunkan dampak fatal akibat stroke,” ujar dr. Retno Yulianti, M.Biomed selaku ketua tim pengabdian.







