Penulis: Nurul Husnah, S.E., M.S.Ak (Dosen Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia)
DepokNews–Sebelum memutuskan berinvestasi, investor tentunya akan terlebih dulu memastikan bagaimana kinerja calon perusahaan yang akan menjadi tempat investasinya. Salah salah cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan menyajikan informasi berupa posisi keuangan dan kinerja perusahaan di suatu periode.
Secara sederhana, tehnik analisis laporan keuangan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis rasio. Analisis horizontal adalah tehnik analisis dengan cara membandingkan nilai pos-pos di laporan keuangan antar periode, misalnya membandingkan nilai penjualan antara tahun 2024 dengan tahun 2023. Tujuan dari analisis horizontal untuk mengetahui tren kenaikan dan/atau penurunan pos di laporan keuangan. Analisis vertikal adalah tehnik analisis dengan cara membandingkan nilai suatu pos dengan pos lain, yang menjadi dasar, di laporan keuangan secara relatif. Misal membandingkan nilai aset lancar dengan total aset atau membandingkan nilai beban harga pokok penjualan dengan penjualan bersih. Tujuan dari analisis horizontal adalah untuk mengetahui proporsi suatu pos terhadap pos yang menjadi dasar tersebut. Analisis rasio adalah tehnik analisis dengan cara membandingkan nilai antar pos di laporan keuangan yang sama atau antar pos di laporan keuangan berbeda. Contohnya membandingkan nilai aset lancar dengan liabilitas jangka pendek, yang mana keduanya merupakan pos di laporan posisi keuangan. Contoh lain membandingkan nilai laba bersih dengan ekuitas perusahaan yang mana laba adalah informasi di laporan laba rugi, sementara ekuitas adalah pos di laporan posisi keuangan. Berdasarkan tujuannya, analisis rasio dapat dibagi menjadi 4 (empat): rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Analisis rasio likuiditas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan utang (liabilitas) jangka pendek. Untuk mengukur likuiditas, rasio yang dapat digunakan diantaranya:
Rasio lancar (current ratio) = total aset lancar / liabilitas jangka pendek.
Rasio cepat (quick ratio) = total kas + investasi jangka pendek + piutang / liabilitas jangka pendek.
Rasio kas (cash ratio) = total kas + investasi jangka pendek / liabilitas jangka pendek.
Ketiga rasio likuiditas di atas menunjukan ketersediaan aset lancar yang dapat digunakan untuk dapat menyelesaikan utang jangka pendek. Jika nilai rasio sama dengan lebih dari 1, ketersediaan aset lancar perusahaan dapat memenuhi utang jangka pendek. Sebaliknya jika nilai rasio kurang dari 1, perusahaan diindikasikan sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi utang jangka pendeknya.
Analisis rasio solvabilitas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan seluruh utangnya, terutama utang jangka panjang. Untuk mengukur solvabilitas, rasio yang dapat digunakan diantaranya:
Rasio utang terhadap aset (debt-to-assets ratio) = total utang / total aset.
Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) = total utang / total ekuitas pemilik modal.
Rasio interest coverage = laba sebelum beban bunga dan beban pajak / pembayaran bunga.
Nilai utang yang digunakan di rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap ekuitas umumnya adalah utang jangka pendek yang berbunga dan utang jangka pendek. Semakin tinggi nilai rasio utang terhadap aset maupun ekuitas menunjukkan semakin besar porsi utang dalam proporsi pendanaan perusahaan, yang mana dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan dalam mengalami masalah keuangan dalam hal ini membayar utangnya. Rasio interest coverage mengindikasikan kemampuan laba perusahaan, sebelum memperhitungkan beban bunga dan pajak, dalam menutupi beban bunga yang dibayar. Semakin tinggi nilai rasio, menunjukkan kemampuan solvabilitas perusahaan semakin baik.
Analisis rasio profitabilitas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau profit. Untuk mengukur profitabilitas, rasio yang dapat digunakan diantaranya:
Margin laba bersih (net profit margin) = laba bersih / pendapatan.
Margin laba kotor (gross profit margin) = laba kotor / pendapatan.
Return on Asset (ROA) = laba bersih / rata-rata total aset.
Return on Equity (ROE) = laba bersih / rata-rata total ekuitas.
Laba besih adalah selisih dari seluruh pendapatan dan seluruh beban perusahaan, termasuk beban pajak dan beban bunga. Sementara laba kotor adalah selisih dari pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan dengan beban langsung yang terkait perolehan pendapatan tersebut, contohnya beban harga pokok penjuaan. Semakin tinggi nilai rasio dari keempat rasio profitabilitas menunjukkan kinerja profitabilitas perusahaan semakin baik.
Analisis rasio aktivitas bertujuan mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola perusahaan. Untuk mengukur aktivitas, rasio yang dapat digunakan diantaranya:
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) = beban harga pokok penjualan / rata-rata persediaan.
Jumlah hari persediaan (days of inventory on hand) = jumlah hari dalam periode / rasio perputaran persediaan.
Rasio perputaran piutang usaha (receivables turnover) = pendapatan / rata-rata piutang usaha.
Jumlah hari piutang usaha (days of receivables) = jumlah hari dalam periode / rasio perputaran piutang usaha.
Perputaran total aset (total asset turnover) = pendapatan / rata-rata total aset.
Jumlah hari dalam yang digunakan umumkan merujuk periode yang diukur. Jika pengukuran untuk satu tahun, dapat menggunakan jumlah 365 hari. Pendapatan yang dimaksud dalam rasio aktivitas adalah pendapatan yang diperoleh aktivitas utama perusahaan. Rasio perputaran dan jumlah hari persediaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Semakin tinggi perputaran dan semakin pendek jumlah hari persediaan, menunjukkan semakin baik pengelolaan perusahaan atas persediaan. Rasio perputaran dan jumlah hari piutang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang usaha sejak awal munculnya piutang sehingga dapat ditagih. Semakin tinggi perputaran dan semakin pendek jumlah hari piutang, menunjukkan semakin baik pengelolaan perusahaan atas piutang usaha. Untuk rasio perputaran aset, semakin tinggi nilai rasio menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam mengelola seluruh asetnya dalam menghasilkan pendapatan.
Dalam melakukan analisis atas laporan keuangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar analisis, jika ada, sebaiknya adalah laporan keuangan auditan karena telah diverikasi kewajaran informasinya oleh auditor eksternal sebagai penilai independen.
Dalam melakukan analisis vertikal maupun analisis rasio, analisis dilakukan tidak hanya di satu periode, tapi dengan membandingkannya dengan antar periode, rata-rata industri atau perusahaan lain.
Dalam melakukan perbandingan dengan perusahaan lain, perlu dipastikan bahwa perusahaan pembanding, selain berada pada industri yang sama, juga harus memiliki ukuran dan karakteristik yang setara. Misalnya ingin membandingkan kinerja Bank Mandiri, sebaiknya dengan misalnya Bank BCA. Tidak tepat jika dibandingkan dengan suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR), karena walaupun sama-sama bank, namun terdapat perbedaan lingkup bisnis diantara kedua jenis bank tersebut.







