DepokNews– Jakarta bukanlah daerah subduksi yang akan mengakibatkan gempa, tetapi Jakarta akan menjadi daerah yang terdampak oleh gempa. Hal itu diungkapkan oleh Admiral Musa Julius, S.Tr. pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selaku pembicara dalam Kegiatan “Sosialisasi potensi gempabumi berskala 8.7 SR di Jakarta”, yang diselenggarakan oleh FMIPA UI melalui Program Studi (prodi) Geologi dan Geofisika pada Selasa (17/7) di SMA Vons Vitae 1 Jakarta Pusat.
Sosialisasi ini menitikberatkan pada topik gempa yang sempat ramai di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, yaitu isu gempa dengan kekuatan 8,7 Skala Richter (SR) di daerah selatan Pulau Jawa khususnya di bagian selatan Jawa Barat dan Banten.
Dihadapan 160 orang siswa SMA Vons Vitae 1, Musa juga memaparkan mengenai potensi bencana di Bandung. “Jika kalian berdiri diatas Bandung, maka kalian berdiri di pusat gempa karena terdapat sesar Lembang yang membentang panjang,” ujarnya.
Seperti yang dijelaskan dalam press-release di laman website BMKG Terkait Hasil Kajian Sesar Lembang yang berpotensi memicu gempa berkekuatan M=6.8 bahwa Di wilayah Kota Bandung memang terdapat struktur Sesar Lembang dengan panjang jalur sesar yang mencapai 30 km.
Hasil kajian menunjukkan bahwa laju pergeseran Sesar Lembang mencapai 5,0 mm/tahun, sementara itu hasil monitoring BMKG juga menunjukkan adanya beberapa aktivitas seismik dengan kekuatan kecil.
Selain Admiral Musa Julius, S.Tr. FMIPA UI juga mengundang Muhammad Harvan, S.T. yang juga pengamat dari BMKG. Dalam presentasinya, Muhammad Harvan, S.T. menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan ketika menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.
“Jauh sebelum bencana terjadi, keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana harus memperhatikan cara menata barang agar tidak membahayakan saat bencana terjadi”. Jelasnya.
Selain itu, lanjut Harvan, jika seseorang sedang berada di lantai atas saat gempa terjadi disarankan untuk bersembunyi di bawah meja atau mendekatkan diri dengan tiang di pojok ruangan karena tiang tersebut merupakan pondasi utama rumah atau gedung.
Ia juga menyampaikan bahwa gempa bumi dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan sekunder seperti kebakaran.
Reza Syahputra, M.Si. selaku staf pengajar Prodi Geologi FMIPA UI mengatakan bahwa prodinya akan melaksanakan kegiatan simulasi mitigasi bencana sebagai kelanjutan dari kegiatan sosialisasi ini. Ia pun berharap dengan dilakukannya sosialisasi ini membuat masyarakat lebih siap ketika bencana tersebut benar-benar terjadi untuk meminimalisir jatuhnya korban.
“Penting untuk memahami potensi dan bahayanya. Jadi masyarakat harus tau harus melakukan apa jika terjadi gempa”. Ujar Reza.