Gerakan sosial dan edukasi daring UI tentang Net Zero Emission

DepokNews–Net zero emissions (NZE) atau nol emisi karbon adalah keadaan jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang dapat diserap oleh bumi. Untuk mencapai target ini, diperlukan peralihan dari sistem energi saat ini ke sistem energi bersih, sehingga menciptakan keseimbangan antara aktivitas manusia dan keseimbangan alam. Hal yang juga penting adalah memperhatikan penurunan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, yang sering disebut sebagai jejak karbon, dalam jangka waktu tertentu. Jejak karbon yang dihasilkan dapat memiliki dampak negatif terhadap kehidupan di bumi, seperti kekeringan, penurunan sumber air bersih, cuaca ekstrem, bencana alam, perubahan dalam rantai makanan, dan kerusakan alam lainnya.

Program Net Zero Emissions (NZE) menjadi istilah terkenal setelah disepakatinya Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berpotensi menyebabkan pemanasan global. Energi menjadi fokus utama dalam upaya mencapai tujuan NZE. Banyak negara, termasuk Indonesia, telah mengeluarkan regulasi baru terkait penyediaan energi listrik yang sesuai dengan prinsip NZE.

 

Untuk mengurangi jejak karbon dan mencapai kondisi net zero emissions, pemerintah menerapkan lima prinsip utama, antara lain:

1. Peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

2. Pengurangan penggunaan energi fosil.

3. Penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi.

4. Peningkatan pemanfaatan listrik di rumah tangga dan industri.

5. Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

 

Diharapkan bahwa dengan mengurangi jejak karbon dan komitmen dalam menerapkan lima prinsip utama tersebut, Indonesia dapat mencapai kondisi net zero emissions pada tahun 2060. untuk itu diperlukan partisipasi semua elemen masyarakat agar hal ini dapat tercapai, termasuk dari kalangan dunia kampus. Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi (PPIA), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, turut berpartisipasi dalam program ini, dengan melaksanakan 2 (dua kegiatan) pengabdian masyarakat, yaitu Edukasi Masyarakat secara Daring dengan topik “Peran Riset Akuntansi dalam Pemanfaatan Rerangka Pelaporan Keberlanjutan untuk Pencapaian Program Net Zero Emission” dan Gerakan Sosial dengan tema “Pelatihan Pemanfaatan Rerangka Pelaporan Keberlanjutan untuk Mendukung Pencapaian Net Zero Emissions” pada tahun 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi PPIA Desi Adhariani, PhD dengan anggota dosen Dr. Dwi Hartanti dan 2 (dua) orang anggota mahasiswa S3 yaitu Arie Rahayu Hariani dan Arthaingan Mutiha yang memang memiliki minat terhadap isu-isu keberlanjutan dan telah mengangkat topik ini dalam penelitian S3 mereka.

 

Pada kegiatan edukasi masyarakat secara daring, Ketua Program Studi menjelaskan peran strategis PPIA dalam melakukan riset-riset akuntansi dengan memanfaatkan rerangka pelaporan keberlanjutan seperti dari GRI (Global Reporting Initiative) dan yang terbaru dari Standar Akuntansi sendiri dalam pencapaian program NZE. Dalam hal ini, riset-riset akuntansi tidak lagi dipandang secara sempit sebagai penelitian yang hanya berkutat pada aspek keuangan tetapi juga terlibat dalam aspek-aspek non-keuangan, termasuk keberlanjutan, yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Riset-riset akuntansi meneliti peran sektor swasta dan sektor publik termasuk dalam pelaporan yang transparan akan isu keberlanjutan untuk mencapai NZE.

 

Selain pemaparan dari Ketua Program Studi, edukasi daring lainnya juga diisi oleh mahasiswa S3 PPIA Andi Manggala yang juga merupakan CEO Kibumi, perusahan rintisan yang bergerak di bidang waste management service untuk memudahkan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah dengan lebih mudah melalui aplikasi digital. Sampah memiliki kontribusi besar untuk emisi gas rumah kaca karena gas metan dari sampah padat dapat menghasilkan emisi karbon yang berbahaya bagi lingkungan, oleh karena itu pengelolaan sampah yang tepat dapat membantu memitigasi hal ini untuk mewujudkan target zero emission dari sektor sampah.

 

Terakhir, kegiatan Gerakan Sosial PPIA diadakan di Bappeda Litbang Kota Banjarmasin pada bulan Oktober 2023 berisi diskusi tentang pemanfaatan rerangka pelaporan keberlanjutan atau sustainability reporting (SR), seperti Global Reporting Initiative (GRI). Meskipun tidak harus menggunakan suatu rerangka tertentu secara spesifik, namun pemanfaatan rerangka pelaporan keberlanjutan semacam ini dapat memfasilitasi pengadaan informasi-informasi yang penting tentang upaya pemerintah daerah dalam pencapaian NZE dan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs). Pada kegiatan ini, para pengabdi dari PPIA mendapatkan juga informasi dari para peserta tentang tantangan di lapangan dalam mewujudkan NZE antara lain berasal dari kurangnya penegakan hukum dan kurangnya teknologi tepat guna yang dapat membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah maupun menghentikan pembakaran lahan. Oleh karena itu kalangan kampus, termasuk mahasiswa, dari berbagai disiplin ilmu, harus terus bergerak melakukan pengabdian masyarakat termasuk dalam isu-isu keberlanjutan untuk membantu memberikan pencerahan dan pengaplikasian yang mudah dan tepat guna bagi masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan terkini. UI tentang Net Zero Emission

Net zero emissions (NZE) atau nol emisi karbon adalah keadaan jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang dapat diserap oleh bumi. Untuk mencapai target ini, diperlukan peralihan dari sistem energi saat ini ke sistem energi bersih, sehingga menciptakan keseimbangan antara aktivitas manusia dan keseimbangan alam. Hal yang juga penting adalah memperhatikan penurunan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, yang sering disebut sebagai jejak karbon, dalam jangka waktu tertentu. Jejak karbon yang dihasilkan dapat memiliki dampak negatif terhadap kehidupan di bumi, seperti kekeringan, penurunan sumber air bersih, cuaca ekstrem, bencana alam, perubahan dalam rantai makanan, dan kerusakan alam lainnya.

Program Net Zero Emissions (NZE) menjadi istilah terkenal setelah disepakatinya Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berpotensi menyebabkan pemanasan global. Energi menjadi fokus utama dalam upaya mencapai tujuan NZE. Banyak negara, termasuk Indonesia, telah mengeluarkan regulasi baru terkait penyediaan energi listrik yang sesuai dengan prinsip NZE.

Untuk mengurangi jejak karbon dan mencapai kondisi net zero emissions, pemerintah menerapkan lima prinsip utama, antara lain:
1. Peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
2. Pengurangan penggunaan energi fosil.
3. Penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi.
4. Peningkatan pemanfaatan listrik di rumah tangga dan industri.
5. Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Diharapkan bahwa dengan mengurangi jejak karbon dan komitmen dalam menerapkan lima prinsip utama tersebut, Indonesia dapat mencapai kondisi net zero emissions pada tahun 2060. untuk itu diperlukan partisipasi semua elemen masyarakat agar hal ini dapat tercapai, termasuk dari kalangan dunia kampus. Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi (PPIA), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, turut berpartisipasi dalam program ini, dengan melaksanakan 2 (dua kegiatan) pengabdian masyarakat, yaitu Edukasi Masyarakat secara Daring dengan topik “Peran Riset Akuntansi dalam Pemanfaatan Rerangka Pelaporan Keberlanjutan untuk Pencapaian Program Net Zero Emission” dan Gerakan Sosial dengan tema “Pelatihan Pemanfaatan Rerangka Pelaporan Keberlanjutan untuk Mendukung Pencapaian Net Zero Emissions” pada tahun 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi PPIA Desi Adhariani, PhD dengan anggota dosen Dr. Dwi Hartanti dan 2 (dua) orang anggota mahasiswa S3 yaitu Arie Rahayu Hariani dan Arthaingan Mutiha yang memang memiliki minat terhadap isu-isu keberlanjutan dan telah mengangkat topik ini dalam penelitian S3 mereka.

Pada kegiatan edukasi masyarakat secara daring, Ketua Program Studi menjelaskan peran strategis PPIA dalam melakukan riset-riset akuntansi dengan memanfaatkan rerangka pelaporan keberlanjutan seperti dari GRI (Global Reporting Initiative) dan yang terbaru dari Standar Akuntansi sendiri dalam pencapaian program NZE. Dalam hal ini, riset-riset akuntansi tidak lagi dipandang secara sempit sebagai penelitian yang hanya berkutat pada aspek keuangan tetapi juga terlibat dalam aspek-aspek non-keuangan, termasuk keberlanjutan, yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Riset-riset akuntansi meneliti peran sektor swasta dan sektor publik termasuk dalam pelaporan yang transparan akan isu keberlanjutan untuk mencapai NZE.

Selain pemaparan dari Ketua Program Studi, edukasi daring lainnya juga diisi oleh mahasiswa S3 PPIA Andi Manggala yang juga merupakan CEO Kibumi, perusahan rintisan yang bergerak di bidang waste management service untuk memudahkan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah dengan lebih mudah melalui aplikasi digital. Sampah memiliki kontribusi besar untuk emisi gas rumah kaca karena gas metan dari sampah padat dapat menghasilkan emisi karbon yang berbahaya bagi lingkungan, oleh karena itu pengelolaan sampah yang tepat dapat membantu memitigasi hal ini untuk mewujudkan target zero emission dari sektor sampah.

Terakhir, kegiatan Gerakan Sosial PPIA diadakan di Bappeda Litbang Kota Banjarmasin pada bulan Oktober 2023 berisi diskusi tentang pemanfaatan rerangka pelaporan keberlanjutan atau sustainability reporting (SR), seperti Global Reporting Initiative (GRI). Meskipun tidak harus menggunakan suatu rerangka tertentu secara spesifik, namun pemanfaatan rerangka pelaporan keberlanjutan semacam ini dapat memfasilitasi pengadaan informasi-informasi yang penting tentang upaya pemerintah daerah dalam pencapaian NZE dan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs). Pada kegiatan ini, para pengabdi dari PPIA mendapatkan juga informasi dari para peserta tentang tantangan di lapangan dalam mewujudkan NZE antara lain berasal dari kurangnya penegakan hukum dan kurangnya teknologi tepat guna yang dapat membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah maupun menghentikan pembakaran lahan. Oleh karena itu kalangan kampus, termasuk mahasiswa, dari berbagai disiplin ilmu, harus terus bergerak melakukan pengabdian masyarakat termasuk dalam isu-isu keberlanjutan untuk membantu memberikan pencerahan dan pengaplikasian yang mudah dan tepat guna bagi masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan terkini.