Hukum Jual Beli dan Transaksi

Oleh: Nadia Nur Hafizah Mahasiswi STEI SEBI

DepokNews–Manusia adalah makhluk sosial yang mana pasti peerlu berinteraksi dengan sesama guna memenuhi kebutuhan masing-masing. Salah satunya adalah manusia berinteraksi dalam hal jual-beli. Jual beli salah satu bentuk interaksi sosial yang sangat sering dilakukan setiap manusia, karena jual beli berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan makhluk hidup. Islam pun mengatur permasalahan inidengan rinci agar manusia pada saat melakukan kegiatan ini tetap sesuai dengan syariat Islam dan tidak merugikan pihak penjual maupun pembeli.hal ini menunjukkan Agama Islam bersifat Universal yang membahas segala aspek kehidupan.

Pengertian jual beli

Jual beli atau al-bai’ adalah proses tukar menukar yang dilakukan oleh dua pihak yaitu penjual dan pembeli, yang berkonsekuensi berpindahnya hak kepemilikan dilaksanakan dengan akad baik perbuatan atau ucapan dan dalam koridor syariat.

Dalil tentang jual beli

Allah SWT telah menghalalkan praktek jual beli yang sesuai dengan ketentuan dan syari’at-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 275 yang artinya: ” … Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba… “ (Q.S. al-Baqarah: 275).

Rukun jual beli

Jual beli akan menjadi sah dan valid apabila ditunaikan rukun-rukunnya. Apabila ada satu rukun yang tidak ditunaikan maka jual beli dianggap tidak sah. Adabeberapa rukun jual beli yang dinyatakan oleh Jumhur Ulama :

  1. Ijab qobul (sighat) : Ada kesepakatan antara penjual dan pembeli atas apa yang di jualnya, berapa jumlahnya, bagaimana pembayarannya, sehingga sama-sama ridha antara penjual dan pembeli.
  2. Ada pembeli dan penjual   
  3. Ada objek yang dijual.
  4. Nilai tukar pengganti barang.

Syarat jual beli

Syarat jual beli berhubungan dengan rukun jual beli. Rukun-rukun tersebut akan sempurna jika diiringi dengan syaratnya.

  1. Terkait sighat berarti syaratnya adalah kesepakatan kedua belah pihak.
  2. Terkait penjual dan pembeli, maka yang perlu diperhatikan adalah berakal. Karena jika salah satunya tidak berakal maka jual belinya tidak sah.
  3. Terkait objek yang dijual, maka barang yang dijual harus memenuhi syarat berikut: barang yang dijual harus tampak, bermanfaat dan dapat dimanfaatkan, milik si penjual, dann diserahkan saat akad.
  4. Terkait nilai tukar, maka harus memenuhi syarat berikut: suci, dapat diserahrterimkan, milik sendiri atau diwakilkan, diketahui oleh kedua pihak.

Ragam Jual beli

  • Harga tunai barang tunai. Contohnya saat beli bubur ayam.
  • Barang tunai harga tidak tunai. Contohnya beli rumah di KPR
  • Barang tidak tunai harga tunai. Contohnya percetakan.
  • Harga tidak tunai barang tidak tunai.

Maka dari itu sebagai umat yang berilmu perlunya kita memperdalam pemahaman kita tentang muamalah dalam jual beli terutama bagi yang sedang menjalani kegiatan ini agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam bertransaksi dan agar harta yang kita dapat halal atau sesuatu yang kita konsumsi halal sehingga Allah meridhainya.