Depok News – Belakangan ini, Industri Halal berkembang pesat dibanyak negara di dunia, baik yang memiliki penduduk mayoritas muslim maupun minoritas seperti Jepang, Taiwan, Tiongkok dan Thailand. Trend konsumen halal lifestyle meningkat dan berkembang pesat, berdasarkan hasil riset Reuters, belanja Muslim global untuk pangan saja mencapai 1,2 triliun dolar AS pada 2014 dan diprediksi akan mencapai 1,58 triliun dolar AS pada 2020. Pasar halal global dan sektor gaya hidup halal termasuk wisata, fashion, media dan rekreasi, obat-obatan, serta kosmetik mencapai 1,8 triliun dolar AS pada 2014. Nilainya diproyeksikan akan naik menjadi 2,6 triliun dolar AS pada 2020.
Namun, meski begitu menurut Global Islamic Economic Report 2015-2016, Indonesia saat ini menduduki posisi kesepuluh dalam industri dan pasar halal dunia. Peringkat pertama diduduki oleh negeri tetangga, Malaysia. Disusul UEA (Uni Emirat Arab), Bahrain, Saudi Arabia, Pakistan, Oman, Kuwait, Qatar, Jordan dan Indonesia. Malaysia sudah didepan Indonesia dalam pengembangan industri halal, walaupun sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang lebih besar daripada Malaysia. Dengan populasi Muslim 80 % hingga 85 % dari 250 juta jiwa, Indonesia selayaknya tak hanya jadi pasar. Akan tetapi juga jadi pemain utama yaitu produsen.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) masih belum diimplementasikan dengan optimal, karena Indonesia masih belum siap baik dari segi persiapan infrastruktur kelembagaan, peraturan turunan, sumber daya manusia serta daya dukung lainnya seperti aturan tentang pembiayaan, persyaratan pendirian Lembaga Produk Halal (LPH) serta teknologi yang memadai.
Oleh karena itu, untuk yang ke-2 kalinya Kelompok Studi Ekonomi Islam Islamic Economic Forum (KSEI IsEF) STEI SEBI mengadakan kegiatan ini, sebagai bentuk sosialiasi masyarakat umum dan mahasiswa untuk memahami ekonomi islam. Pada priode ini terfokus dalam pemahaman potensi halal industri di Indonesia. Dibungkus dengan edukasi yang dipaparkan lebih dalam oleh para ahli dan praktisi dalam bidang ekonomi islam dan industri halal, yang akan dituangkan pada “Seminar Nasional”. Guna masyarakat dapat bersaing di dunia Internasional dan dapat berkontribusi dalam pengembangan industri halal di Indonesia. Tidak hanya Masyrakat, Mahasiswa diseluruh Indonesia juga teredukasi khususnya fakultas ekonomi diseluruh Indonesia. Acara ini menggangkat tema “Potentials of Halal Industry to Support the Growth of National Economy” Adapun dalam menggali kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan Ekonomi Islam tergambar pada kompetisi antar universitas atau perguruan tinggi, acara ini akan berlangsung pada tanggal 9-11 Maret 2017 di STEI SEBI, Bojongsari-Depok.
Pada tanggal 10 Maret 2017, dilaksanakan aneka kompetisi antar universitas dan perguruan tinggi, adapun kompetisi tersebut yaitu:
- D’ Battle Of Islamic Economic, lomba ini merupakan ajang dan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi mereka serta membangun fondasi pemahaman yang kuat tentang ekonomi islam dalam bentuk debat.
- Muslim preneur Competition, lomba ini merupakan ajang dan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan pemikiran kreatif dan inovatifnya dalam mengembangkan bisnis halal yang dituangkan dalam bentuk proposal bisnis.
- Young Design Muslim, lomba ini merupakan ajang dan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan kemampuan desain grafis yang dituangkan dalam bentuk poster.
- Innovative Challenge, lomba ini merupakan ajang dan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan pemikiran kritis beserta solusi dalam pengembangan ekonomi islam di Indonesia dalam bentuk karya tulis ilmiah yaitu Essay.
Acara puncak dari Islamic Economic Days 2 adalah Seminar Nasional, merupakan edukasi dalam bidang ekonomi islam dan industri halal, yang dipaparkan lebih dalam oleh para ahli dan praktisi. Tema yang akan diangkat pada seminar nasional ini adalah “Halal Life Style For Indonesia With Competitive Nature,” yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2017, di HALL STEI SEBI, STE SEBI, Bojongsari-Depok. Tujuan dari Seminar Nasional ini adalah untuk mensyiarkan ekonomi Islam dengan mengembangkan pemikiran para intelektual muslim terkait pandangannya terhadap industri halal di Indonesia, adapun sasaran khususnya adalah para mahasiswa fakultas ekonomi diseluruh Indonesia.
Acara puncak ini diwarnai dengan Stand Bazar Produk Halal yang bertujuan untuk mengenalkan produk-produk halal karya mahasiswa maupun karya masyarkat umum baik produk makanan, pakaian dan lain-lain, dalam mendukung pengembangan halal lifestyle.
Adapun narasumber seminar nasional, yaitu:
- Ing. Ilham Habibie, M. BA., sebagai Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI).
- H. Najmul Ahyar S. H., M. H., sebagai Bupati daerah Lombok Utara.
- Nasir Tajang, S. Ag., MSACC., CPA, Direktur BAZNAS
- Oni Sahroni, Lc, Ma Sebagai DSN MUI