Oleh : Nurina P.Sari (Pengasuh MT Al Husna,Rangkapan Jaya Depok)
Kondisi saat ini yang di hantui pandemi Covid-19,membuat warga jadi was-was. Memang sudah ada imbauan dari pemerintah untuk #dirumahaja. Tapi tidak bisa dipungkiri,masih banyak yang dengan terpaksa untuk keluar rumah demi mencari sesuap nasi. Mereka adalah orang-orang yang tidak seberuntung kita disini,bisa work from home sambil bercengkrama dengan orang yang dicintai. Siapa mereka? Para pekerja harian, para pekerja kantoran yang masuk kerja bergantian, termasuk para pejuang di garda terdepan wabah. Dokter dan para Nakes. Untuk yang terakhir ini,patut kita angkat topi.
Dari sisi ikhtiar, yang mampu manusia lakukan kala wabah terjadi adalah dengan memakai masker keluar rumah, membawa hand sanitizer atau tisu basah anti bakteri jika tidak bisa sering cuci tangan, melakukan physical distancing,yaitu jaga jarak minimal 2 meter menurut standar WHO.
Itulah beberapa ikhtiar yang bisa kita maksimalkan karena masih merupakan ranah yang mampu dikuasai manusia. Namun ada yang lebih penting daripada itu. Meminta perlindungan kepada Allah Al-Muhaimin Al-Hafidz yang Maha menjaga dan Maha memberikan perlindungan. Kepada-Nya lah sudah sepatutnya kita sebagai hamba yang lemah dan tak berdaya ini meminta kekuatan dan penjagaan kepada Rabb-Nya.
Guru kami semoga Allah merahmati beliau pernah menasihatkan kepada kami 4 hal. Jangan keluar rumah sebelum melakukan 4 hal,yaitu:
- Ambil wudhu
- Sholat sunnah 2 rakaat
- Tilawah Al-Qur’an walaupun hanya sedikit.
- Membaca doa sebelum keluar rumah.
Doa itu adalah
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ،
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Dibaca :
Bismillahi tawakkaltu ‘alaAllah, la hawla wa la quwwata illa bii llahi.
Artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan Allah.
Doa ini di syarah dari sebuah hadist ,dimana Sahabat Nabi yaitu
Anas bin Malik radhiyallahu pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam pernah bersabda:
“Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia berkata “Bismillahi tawakkaltu ‘alaAllah, la hawla wa la quwwata illa bii llahi,” maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’
Seketika itu syaiton-syaiton menjauh darinya. Lalu salah satu syaiton berkata kepada temannya,
’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’
(HR. Abu Daud, HR.Tirmidzi).
Allah menjanjikan 3 karunia bagi siapapun yang membaca doa ini: berupa Petunjuk agar tidak tersesat. Dicukupkan kebutuhannya agar tidak kekurangan. Dan perlindungan agar tidak celaka.
Allahu Akbar. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Beginilah seorang yang beriman ketika keluar rumah. Ia menyandarkan dirinya kepada Allah semata. Mengakui kelemahan. Mengakui ketidakmampuan kita dalam hal apapun. Menundukkan kesombongan yang terbesit sekalipun sebiji sawi.
Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam diujung doa pernah melafalkan “wa laa taqilni ilaa nafsi tharfata ‘ain” (dan janganlah Engkau menyerahkan aku pada diriku sendiri, meski hanya sekejap mata)
Sekelas Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam saja di dalam doanya ditutup dengan kalimat pengakuan atas kelemahan dan kefakiran diri. Bagaimana dengan kita yang hatinya mudah terbolak balik ibarat sampan tersapu gelombang?
Pada akhirnya,seluruh kekuatan kita tidak lain adalah pertolongan-Nya. Seluruh manfaat yang kita peroleh ataupun mudharat yang terhindarkan dari adalah karunia-nya.
Setelah melakukan 4 hal ini, barulah bisa kita berkata pada diri sendiri, “Everything is gonna be alright”.