DepokNews — DepokNews – Kaum wanita atau kaum ibu harus punya ilmu bagaimana menyusui bayi secara baik dan benar supaya bayi tumbuh secara maksimal, baik perkembangan fisiknya maupun kecerdasannya sera daya tahan tubuhnya.
Untuk membeerikan pembekalan bagaimana menyusui yang baik dan benar kader Posyandu Kelurahan Rangkapan Jaya dari empat Posyandu, yaitu Posyandu Anggur Re 17, Posyandu Apel Rw 10, Posyandu Belimbing RW 13, dan Posyandu Kurma RW 13 mengikuti kegiatan yang diberi nama Pelatihan Manajemen Laktasi Tingkat Pemula
Bertindak sebagai nara sumber dalam pelatihan tersebut Nurul Huriah Astuti, SKM, MKM, Dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UHAMKA. Kegiatan ini berlangsung di Posyandu Kurma, Rabu (24/5/2017).
Dalam materinya Nurul Huriah menjelaskan cara menyusui bayi yang baik.
“Menyusui bayi merupakan satu tahapan sangat penting bagi bayi dan juga ibunya, bukan hanya menyangkut perkembangan fisiknya, namun menyusui bayi akan menjadikan ikatan batin antara anak dan ibunya semakin erat, menyusui bukan sekedar membeerikan asupan gizi pada anak, namun asupan rohani,” jelas Nurul Huriah.
Dijelaskan Nurul Huriah, seringkali kegagalan menyusui disebabkan oleh kesalahan memposisikan dan melekatkan bayi. Kondisi tersebut menyebabkan puting ibu menjadi lecet sehingga ibu jadi segan menyusui karena ada rasa sakit ketika melakukannya. Akibatnya, poduksi ASI lama kelamaan berkurang dan bayi juga menjadi malas menyusu”
“Proses menyusui bisa dimulai dengan cara ibu memegang Bayi dengan satu lengan kemudian Kepala bayi diletakkan di dekat lengkungan siku ibu dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Perut bayi menempel ke tubuh ibu. sebaiknya jika bayi menggunakan bedong pada bayi baru lahir, bedong dibuka terlebih dahulu. Kemudian posisikan mulut bayi di depan puting ibu. Bibir bayi yang dirangsang dengan puting ibu akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu. Puting dan bagian hitan payudara ibu (aerola) dimasukkan ke dalam mulut bayi” jelas Nurul Huriah
Dikatakan Nurul Huriah, perlengkatan yang benar adalah dagu bayi menempel ke payudara ibu. Mulut bayi terbuka lebar. Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi. Bibir bayi terlipat keluar.
“Pipi bayi tidak boleh kempot, karena jika kempot artinya bayi menghisap, padahal seharusnya adalah memerah ASI. Selain itu, tidak boleh juga terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan. Ibu tidak kesakitan dan bayi tenang,” pungkas Nurul Huriah.
Para peserta memperhatikan penjelasan Nurul Huriah dengan antusias, berbagai pertanyaan diajukan para peserta pada sesi tanya jawab dan semuanya bisa dijawab oleh Nurul Huriah. (muj)