Kebangkitan UMKM Ditengah Pandemi Covid-19

DepokNews- Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia serta negara lain, berdampak pada perekonomian. Segala sektor usaha mengalami penurunan, hingga ada yang terpaksa gulung tikar. Termasuk pelaku UMKM yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini.

Dian Nufarida selaku CEO Baba Cooporation menuturkan, UMKM adalah salah satu sektor yang terkena badai pandemi. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik oleh pemerintah maupun lembaga terkait untuk mendongkrak kembali UMKM.

“UMKM memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional setelah terdampak pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat sampai sekitar 60 persen di masa pra pandemi,” tutur Dian Nufarida.

Dia menerangkan, sebanyak 66 persen UMKM mampu bertahan di tengah badai pandemi Covid-19. Hal ini menurut UMKM Mandiri Institute.

“Artinya, sektor ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan kolaborasi dari seluruh pihak agar bangkit serta dapat mendongkrak perekonomian nasional,” terangnya.

Meski banyak membawa pengaruh negatif, pandemi Covid-19 juga dapat menjadi guru bagi pelaku UMKM. Pasalnya, pelaku UMKM yang tadinya menjajakan produknya secara konvensional kini merambah ke digital.

“Itu dampak dari pembatasan yang diterapkan pemerintah seperti PSBB dan PPKM. Ada dampak positif, jadi mereka menjajakan produknya lebih masif lewat daring. Baik itu lewat market place maupun media sosial,” ujarnya.

Walaupun begitu, Dian Nufarida menyebut ada pelaku UMKM cukup banyak ketinggalan informasi tentang pemasok, regulator, pelanggan, sumber dana, dan peluang untuk berkembang yang tidak mungkin diakses jika tidak bergabung dengan jaringan bisnis formal.

“Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam mengatasi kelemahan tersebut yaitu peningkatan wawasan bisnis serta pengetahuan pengelolaan usaha, penetapan prioritas pembangunan sektor unggulan, dan peningkatan produktivitas,” terang Dian.

“Kemudian perkuatan daya saing di pasar domestik, peningkatan daya saing berbasis pemasaran, dan pengembang. Bila hal ini dijalankan maka ke depan UMKM dapat bangkit, dan ekonomi Indonesia semakin melejit,” imbuhnya.

Untuk UMKM naik kelas, sambung Dian, perlu kolaborasi pentahelix yakni birokrat, akademisi, korporasi, komunitas, dan pendamping. Tak kalah penting juga peran media massa di sisi publikasi produk UMKM.

“Kolaborasi pentahelix plus publikasi media massa bakal membuat UMKM kita semakin berjaya baik di tingkat nasional maupun internasional. Tak jarang produk UMKM kita sudah menembus pasar dunia saat ini,” ujarnya.

“Bila hal itu terus ditingkatkan maka ke depan kita bakal segera bangkit dari keterpurukan pasca pandemi Covid-19,” tutupnya.(mia)