Ditulis oleh Mahargyantari Purwani Dewi
Fenomena bullying atau perundungan dapat terjadi kapan saja dan dimana pun seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan online (cyberbullying) maupun di tempat umum. Berdasarkan data yang ada bahwa kasus bullying mengalami peningkatan seperti data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) (dalam Sekolah Murid Merdeka, 2024), bahwa kasus bullying merupakan isu yang mengkhawatirkan di lingkungan sekolah. Pada tahun 2020 tercatat 119 kasus, selanjutnya tahun 2022 sebanyak 266 kasus.
Adapun dampak bagi pelaku bullying adalah prestasi sekolah yang menurun (tidak masuk sekolah karena diskorsing), meningkatnya resiko membolos, kesulitan mempertahankan hubungan sosial dan meningkatnya resiko penyalahgunaan narkoba . Selain dampak bullying bagi pelaku maka ada dampak juga bagi korban bullying, yaitu : dampak secara psikologis adalah isolasi sosial, harga diri yang menurun, mengalami kecemasan, prestasi sekolah yang menurun; dampak perilaku adalah adanya gangguan tidur, perubahan kebiasaan makan, menghindari sekolah; munculnya gejala psikosomatis (sakit perut, sakit kepala, sakit otot, dan keluhan fisiklain yang tidak diketahui penyebab medisnya)(Sigurdson, Undheim, Wallander, Lydersen & Sund 2015).
Berdasarkan dampak yang buruk dari perilaku bullying baik bagi pelaku maupun korban, maka perlu kiranya untuk menyadari mengapa seorang individu dapat menjadi pelaku atau pun menjadi korban. Hal tersebutlah yang menjadi tujuan diadakannya pelatihan mengenai “Menyingkapi Bullying di Masa Perkembangan Remaja”. Peserta dalam pelatihan ini mayoritas adalah remaja karang taruna. Namun ada juga peserta ibu rumah tangga yang ikut serta dikarenakan merasa penting ikut serta dalam pelatihan ini karena masih memiliki anak yang berusia remaja.
Narasumber pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Hendro Prabowo sebagai pemateri, Amelia Sari sebagai moderator dan dibantu co-fasilitator oleh Astri Nur Kusumastuti dan Mu’minatus Fitriati Firdaus, Mahargyantari Purwani Dewi dan Aski Marissa.