Menu

Dark Mode
Kegiatan Scoring Panahan untuk Pemula oleh ASA Archery Indonesia Ketua Fraksi PKS DPRD Depok Hafid Nasir: Janji Politik Imam Ririn Adalah Terbangunnya Depok Eco Park di Pancoran Mas Luar Biasa, Kampanye Akbar Imam Ririn di Stadion Mahakam Depok Dibanjiri Lebih Kurang 30 Ribu Masa PWI Depok Gelar Konferensi Kerja 2024, Tekad Tingkatkan Kinerja di 2025 Para Advokat Kota Depok Deklarasi Dukung Imam-Ririn untuk Pilkada Depok 2024 Survei Voxpol: Imam-Ririn Unggul dengan Elektabilitas 51,7 Persen di Pilkada Depok 2024

Kesehatan

Kesalahan Refraksi Akibatkan Kerusakan Mata, Ini Penyebabnya

badge-check


					Foto: ilustrasi menggunakan kacamata Perbesar

Foto: ilustrasi menggunakan kacamata

DepokNews — Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan, 19 juta anak berumur di bawah 15 tahun mengalami kerusakan indera penglihatan (mata), sekira 12 juta di antaranya menderita kesalahan refraksi. Kesalahan refraksi adalah kondisi saat cahaya yang diterima mata tidak fokus pada retina, sehingga menghasilkan gambar yang kabur di retina yang dapat berupa myopia, hyperopia dan astigmatism.Pencegahan sejak dini perlu dilakukan guna mencegah peningkatan kerusakan indera penglihatan. Pediatric optometrists Dr Scarlett G Cacayuran mengungkap tanda-tanda awal anak mengalami kesalahan refraksi.

“Anak sering sakit kepala, mengeluhkan pandangan yang kabur atau mengeluh huruf-huruf yang dia baca seakan berterbang setelah membaca lama,” ujar dia.

Mata terlihat sayu atau mengantuk ketika melihat sinar terang, lanjutnya. Ketika memegang buku atau bacaaan mereka membacanya terlalu dekat, serta performa di sekolah yang menurun.

Dokter asal Filipina yang kerap dipanggil Candy itu juga menjelaskan tanda-tanda lainnya yaitu anak sering mengucek mata dan mengeluarkan air mata yang berlebihan.

Untuk itu, diperlukan vision screeningVision screening adalah metode yang efektif dan murah untuk mengidentifikasi anak yang mengalami gangguan indera penglihatan.

“Saat melakukan vision screening yang menjadi tantangan adalah kerjasama anak. Sangat susah melihat mereka fokus. Tidak seperti dewasa, anak kecil harus dijelaskan setiap step yang dilakukan kepadanya, harus secara menyenangkan,” ujar Candy.

Candy menambahkan kesalahan refraksi dapat disebabkan dua faktor yakni keturunan, yaitu dari silsilah keluarga, dan lingkungan yaitu kebiasan anak.

“Kebiasan membaca terlalu dekat, bukan hanya lewat gadget. Sebuah studi meneliti anak-anak yang suka membaca buku dan anak yang suka menggunakan gadget efeknya sama,” kata dia.

“Selain itu, penerangan yang kurang memadai dan juga posisi saat membaca, biasanya anak suka sambil tidur atau jarak mata dengan bacaan tidak semestinya, juga lamanya waktu terpapar bacaan perlu diperhatikan,” lanjut dia.

Oleh karena itu, Candy menyarankan agar memeriksakan mata anak enam bulan sekali bagi yang belum memakai kacamata, dan tiga bulan sekali bagi anak yang sudah memakai kacamata.

Facebook Comments Box

Read More

Garda Terdepan dalam Mewujudkan Persatuan untuk Membangun Indonesia Sehat, Indonesia Kuat

28 October 2024 - 18:42 WIB

Hindari Dibakar dan Digoreng, Kesmas Dinkes Depok Berbagai Tips Tetap Sehat Konsumsi Daging Kurban

20 June 2024 - 23:40 WIB

Dosen dan Mahasiswa Jurusan Fisioterapi UPN Veteran Jakarta Gelar Edukasi Nyeri Punggung Bawah Bagi Lansia

14 November 2023 - 17:35 WIB

Lansia Sehat dan Bugar

14 September 2023 - 14:48 WIB

Buah dan Sayur Seberapa Penting Kah?

6 September 2023 - 05:18 WIB

Trending on Kesehatan