Oleh: KH. Dr. Mohammad Idris, MA. (Walikota Depok)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ( رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ )
Dari Ummul Mukminin Aisyah r.a berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Carilah Lailatul Qodar pada malam ganjil dari 10 malam terakhir di bulan Ramadhan” (HR Bukhari).
Lailatul Qodar, adalah malam yang nilai dan kedudukannya lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun. Kedudukan tinggi lailatul qodar ini lebih disebabkan karena faktor diturunkannya kitab suci akhir zaman dari Lauh Mahfuzh Allah SWT ke langit dunia untuk selanjutnya diturunkan secara bertahap kepada nabi Muhammad saw dari masa ke masa sampai wafatnya baginda Rasulullah saw.
Tingginya kedudukan turunnya al-Qur’an digambarkan dalam sebuah riwayat, bahwa para malaikat ikut berjalan mengiringi kitab suci ini dengan untaian tasbih dan tahmid kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan kitab petunjuk hidup bagi umat manusia di akhir zaman.
Karenanya, Rasulullah saw sangat menganjurkan setiap mukmin untuk berupaya mendapatkan malam Lailatul Qodar tersebut, sebab usia dirinya belum tentu sepanjang nilai malam itu, amal ibadahnyapun belum tentu seindah yang dibayangkan jika ia bisa beribadah 83 tahun dengan baik, dengan hanya beribadah yang khusyu dan penuh ketundukan di malam seribu bulan itu.
Ummul Mukminin dalam riwayat hadits yang lain pernah bertanya kepada Rasulullah saw “jika aku mendapatkan Lailatul Qodar, zikir apa yang baik aku baca wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “perbanyaklah bacaan : “Allahumma innaka ‘Afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fu anni”
( اللهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي )
Diantara tanda-tanda Lailatul Qodar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw adalah suasana hening di malam itu, sejuk dan tenang yang dapat dirasakan oleh mereka yang berniat bersih dan bertekad baik untuk mendapatkan Lailatul Qodar dengan memperbanyak ibadah, zikir wirid, tilawah Qur’an dsb.