DepokNews – “Jangan Salah pilih,pilih nomer satu… Imam-Ririn, Imam-Ririn yes”. itulah sebait lagu yang sering dinyanyikan Calon Walikota Depok Imam Budi Hartono ketika menemui warganya dalam rangka kampanye tatap muka di daerah Cipayung .Jalan Baru TPA Depok .Jumat (4/10/2024).
Sebanyak 70 warga pendukung Imam dibawah koordinir Ade Nanda Bayuningsih sekaligus tempat tinggalnya,sebagai penggerak ibu-ibu PKK Cipayung, acara ini dalam rangka kampanye tatap mula dengan warga nya untuk Pilkada Depok dan pilkada Gubernur Jawa-Barat (2025-2030) yang jatuh pada tanggal 27 Nonerber 2024.
Nanda mengatakan,untuk mensukseskan Pilkada Depok ,”Saya bersama warga untuk mendengarkan program yang diberi Calon Walikota Depok Imam Budi Hartono”,artinya tidak beli kucing dalam karung.
Masih kata Nanda “Semua program yang di utarakan Imam dalam pidatonya ,akan melanjutkan program yang sudah ada kita lanjutkan”.
Seperti Biaya sekolah bagi anak yang kurang mampu akan kita berikan KDS (Kartu Depok Sejahtera), sudah terbukti banyak warga Depok dapat bantuannya.ucap nanda yang juga kader PKS Cipayung.
Harapannya nanda,semoga satu suara untuk pemenangan Imam-Ririn menjadi Walikota dan Wakilnya tahun 2025-2030 .
Dalam sambutannya Imam Budi Hartono, bersilaturahmi dan kampanye tatapmuka dengan Warga Cipayung Depok dan memperkenalkan dirinya sebagai Calon Walikota Depok untuk Pilkada 2025-2030.
Imam bercerita mengenai pribadinya,”Ayah saya seorang supir yang menghidupkan 10 anaknya,saya anak ke 5 , coba ibu-ibu banyangkan ketika ibu saya ceplok telor untuk makan harus dibagi berapa buat anak-anaknya”.ucapnya.
Saya kuliah di Universitas Indonesia saya terus berjuang demi kelangsungan hidup , karena otak saya encer sorenya, memberi les kepada temen-temen yang butuh bantuan, kan ada hasilnya saya tabung.
“Jujur saya bukan berasal dari keluarga orang kaya,saya berasal dari keluarga sederhana”Ucapnya.
Kami sangat fokus terhadap masalah perempuan kepala keluarga karena mereka menanggung beban ekonomi untuk menghidupi keluarganya,” ujar Imam.
“Harapannya adalah mereka harus punya usaha yang bisa menghidupi keluarga dan terus menyekolahkan anaknya,” kata Imam.
“Adanya perempuan perempuan kepala keluarga yang memang ditinggal suaminya maupun suaminya yang tidak berdaya karena sakit, ini memang kita harus bantu,” tutup Imam.