Menu

Dark Mode
SDIT dan SMPIT Nurul Fikri Raih Anugerah Raksa Prasada di Hari Cipta Puspa dan Satwa Nasional 2024 Pengabdian Masyarakat : Pemberian Penyuluhan Peran Komunikasi Pemasaran bagi Pelaku UMKM di Era Digital Aleg PKS Dapil Pancoran Mas Moh. Hafid Nasir Mendukung Taman SECAWAN Menjadi Ikon Kelurahan Depok Jaya Jodoh Sesurga pada Peluncuran Serial Seminar Keluarga Muslim ABDIMAS MENGENAL MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI  BAGI PESERTA DIDIK KELOMPOK BELAJAR BINA CENDIKIA  LENTENG AGUNG – JAKSEL ABDIMAS PEMBERIAN PENYULUHAN BIJAK BERMAIN GAME ONLINE PADA KELOMPOK BELAJAR BINA CENDIKIA LENTENG AGUNG – JAKSEL

Headline

Lebaran Menurut Filosofi Jawa

badge-check


					 Hamdi, S.Sos Perbesar

Hamdi, S.Sos

Oleh : Hamdi,S.Sos

Depoknews – Sebagai pamungkas ibadah Ramadan, agama Islam memerintahkan  kewajiban zakat fitrah untuk menyempurnakan puasa Ramadan. Zakat fitrah adalah wujud solidaritas sosial kaum muslimin dengan sesamanya, khususnya kaum dhuafa.

Melalui ibadah Ramadan diharapkan lahir manusia-manusia yang suci bersih tanpa dosa setitik pun. Mereka inilah para pemenang sejati dari arena kompetisi Ramadan yang penuh tantangan dan godaan. Rasulullah Shollallahu ‘alahi wasallam bersabda : “Inilah bulan yang telah diwajibkan atas kalian puasa dan telah disunahkan bagi bagi kalian qiyam, agar kalian kelak keluar dari bulan ini dalam keadaan seperti hari pertama kalian keluar dari rahim ibu.” (HR. Ibnu Majah).

Oleh sebab itu, hari raya itu dinamai idulfitri, artinya kembali kepada fitrah atau kesucian. Hari raya idulfitri populer dengan sebutan Lebaran.

Dalam filosofi Jawa, Lebaran (hari raya idulfitri) mempunyai empat makna simbolis. Pertama, bermakna _lebaran_ yang artinya sudah usai atau menandakan berakhirnya waktu puasa. Kedua, bermakna _luberan_ yang berarti meluber atau melimpah serta ajakan untuk bersedekah untuk kaum miskin lewat prosesi zakat fitrah.

Ketiga, bermakna _leburan_ artinya sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan (yang berpuasa) akan melebur habis dan karenanya setiap muslim dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Keempat, bermakna _laburan_ yang berasal dari kata labur (kapur yang biasa digunakan untuk penjerih air atau pemutih dinding). Maksudnya agar setiap muslim selalu menjaga kesucian lahir dan batin.

Di saat kondisi bangsa yang baru saja lepas dari pandemi Covid-19 (yang juga berimbas pada ketahanan ekonomi masyarakat), maka pola hidup hemat (sebagai buah puasa Ramadhan) harus menjadi pilihan solusi untuk memulihkan kondisi tersebut.

Perintah agama  untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah kepada mustahik adalah solusi lainnya untuk mengatasi masalah ekonomi sebagai imbas Covid-19. Hal ini sejalan dengan makna kedua Lebaran seperti disebutkan di atas, yaitu luberan (meluber atau melimpah dan ajakan untuk bersedekah kepada orang miskin).

Allah Subhanahu wata’ala berfirman : “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan  (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Israa’ : 26-27).

Gaya hidup konsumtif dan boros sudah tak selayaknya  menjadi bagian dari  hidup kita. Hal ini semua harus dimulai dari diri kita sendiri dan dimulai sekarang juga. Keteladanan dari para pemimpin bangsa untuk memeloporinya juga merupakan keniscayaan yang insya Allah dapat mempermudah jalan untuk keluar krisis bangsa ini. _Aamin.Wallahu a’lam bish-shawab._

Facebook Comments Box

Read More

PERBAKIN Depok Gelar Muskot ke -3, H. Imam Musanto Kembali Terpilih Sebagai Ketua Periode 2024 – 2028

26 November 2024 - 09:35 WIB

Luar Biasa, Kampanye Akbar Imam Ririn di Stadion Mahakam Depok Dibanjiri Lebih Kurang 30 Ribu Masa

23 November 2024 - 16:11 WIB

Gencarkan Sosialisasi Pilkada KPU Depok Gandeng PWI, Optimis Partisipasi Pemilih Capai 80 Persen

19 November 2024 - 16:57 WIB

Hari Pencoblosan Semakin Dekat, Elektabilitas Imam-Ririn Unggul di Pilkada Depok 2024

16 November 2024 - 17:15 WIB

Gerakan Transmigrasi_ UPAYA MENJAGA NEGARA KEPULAUAN

6 November 2024 - 13:13 WIB

Trending on Opini