Menu

Dark Mode
Syauqy Faza Mukti Al Haritsy Juarai Olimpiade Bahasa Arab Imam Budi Hartono Kampanye di Posko Kemenangan D’Bar, Relawan Targetkan 80 Persen Suara di Duren Mekar dan Duren Seribu Imam Budi Hartono – Ririn Farabi Pastikan Lanjutkan Program Berobat Gratis Pakai KTP Berobat Gratis Pakai KTP di Depok, Bukan Sekedar Janji Manis: Produk Pemerintahan Idris-Imam yang Dirasa Masyarakat Ade Supriyatna Resmi Dilantik Sebagai Ketua DPRD Kota Depok Luar Biasa, Bang Imam Juara lomba Penulisan Essay dengan Tema Pembayaran Transportasi Berbasis KTP

Nasional

Manajemen Wakaf Perlu Berbenah, Baru 0,3 Persen Dana Wakaf Bisa Dikelola

badge-check


					Manajemen Wakaf Perlu Berbenah, Baru 0,3 Persen Dana Wakaf Bisa Dikelola Perbesar

DepokNews–Jakarta, 21 Desember 2019 – Baru 0,3% atau sekitar Rp255 miliar dana wakaf yang berhasil dikelola dari potensi dana wakaf di Indonesia sebesar Rp77 trilyun. Hal ini menjadi fakta yang menggelitik untuk mengelola dana wakaf dengan manajemen wakaf yang lebih baik.

Demikian disampaikan Ir. Iwan Agustiawan Fuad, M.Si., anggota Divisi Kelembagaan, Tata Kelola, dan Advokasi, Badan Wakaf Indonesia (BWI) di Jakarta, akhir pekan ini (21/12).

Iwan memberikan ilustrasi bahwa pertemuan antara dua hal yang berbeda itu menghasilkan sesuatu yang baik. Cahaya atau listrik misalnya, terjadi karena pertemuan antara kutub positif dan negatif.

“Nah, pertemuan antara bisnis dan sosial itulah wakaf. Itu sebabnya perlu ada manajemen yang baik, begitu juga dengan orangnya yang baik, yang dekat dengan Tuhan,” jelasnya.

Pernyataan Iwan disampaikan dalam rangkaian Milad ke-5 Fusi Foundation (FF) yang bertempat di Auditorium MRPQ Plaza Quantum FTUI Kampus Depok, dan kali ini mengambil tema Fusing Power and Wakafpreneur terkait potensi besar Indonesia sebagai negeri dengan muslim terbesar di dunia.

Selaras dengan semangat pemberdayaan ekonomi Umat melalui wakaf, Prof. Dr. Sukree Langputeh selaku pimpinan Fatoni University, Thailand memaparkan kisah suksesnya mengelola serta mengoptimalkan potensi wakaf/endowment fund yang secara akseleratif telah memberi high impact dalam pengembangan SDM Unggul melalui institusi pendidikan tinggi di kawasan Thailand Selatan yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan rawan konflik.

“Hal yang jarang terjadi, kala para para Muhsinin Timur Tengah berkenan duduk bersama mengelola kolaborasi guna membangun kawasan minoritas muslim menjadi pusat pendidikan kelas dunia,” kata Sukree.

Sukree berpesan untuk pegiatwakaf di Indonesia maupun dunia untuk terus bekerja secara professional dan penuh optimism guna menjadikan wakaf sebagai salah satu cara agar umat Muslim dapat mencapai kemandirian ekonomi.

Sementara itu, Andre Rahadian, selaku ketua ILUNI UI 2019-2023 juga mengapresiasi dan mendorong pentingnya inisiatif gerakan wakaf ini. “Potensi ekonomi umat dan kesadaran wakaf masih sangat bisa ditingkatkan. Pengembangan wakaf, terutama wakaf produktif sangat tepat dijadikan fokus pemberdayaan.

Fusi Foundation sebagai organisasi alumni di lingkungan UI diyakini mampu untuk
menjadi motor penggeraknya. “ILUNI UI siap berkolaborasi dalam berbagai upaya guna
implementasinya. Kami juga siap bekerjasama dalam penyiapan aturan dan mekanisme, termasuk pembentukan FGD yang melibatkan lebih banyak lagi stakeholder,” pungkas Andre.

Lebih lanjut Sukree menceritakan perjalanan Fatoni University, dimana pada mulanya institusi
pendidikan ini bernama Yala Islamic College (YIC) yang letaknya di Provinsi Yala. Kampus ini kemudian mendapatkan bantuan wakaf dari Timur Tengah, berupa dana pembangunan gedung baru dan fasilitas lainnya.

Didirikanlah bangunan baru di daerah Provinsi Pattani. Niat awal kampus ini akan berganti
nama menjadi Patani Islamic University. Namun, kondisi politik di Thailand Selatan saat itu tidak memungkinkan memakai nama Patani maupun Pattani. Akhirnya, diubah menjadi Yala Islamic
University (YIU). Meskipun berada di wilayah Pattani, tetap digunakan nama Yala.

Fatoni University saatini sudah mampu mengembangkan kampusnya dari kampus kecil dengan jumlah mahasiswa 100 orang menjadi 4000 mahasiswa yang berasal dari 30 negara berbeda. Ia juga berhasil menarik perhatian nadzir dari Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait untuk turut berwakaf untuk pembangunan kampusnya yang ketiga yaitu kampus Madinatussalam yang merupakan kawasan integrasi berisi Islamic Center, desa-desa, juga rumah sakit. Semua ini dengan semangat membuat landmark kebanggaan bagi kaum muslimin di Thailand saat ini.

Facebook Comments Box

Read More

Diskusi Publik GEMA JASKITA “Menuju Demokrasi yang Bersih dan Bermartabat”

12 February 2024 - 07:34 WIB

Pimpinan BAZNAS RI Dorong Optimalisasi OPZ Melalui SIMBA, Disampaikan Dalam Islamic Philanthropy Outlook 2024

4 January 2024 - 12:20 WIB

Kolaborasi Simpul Relawan Anies Kota Depok, Adakan Bimtek Saksi TPS & Sosialisasi Aplikasi Hitung Cepat

23 October 2023 - 09:46 WIB

Pemimpin PKS Lepas Keberangkatan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Anies-Muhaimin

20 October 2023 - 14:42 WIB

Nur Azizah Tamhid Prihatin Terhadap Degradasi Moral Bangsa Akibat Propaganda LGBT dan Pergaulan Bebas

16 October 2023 - 08:48 WIB

Trending on Headline