Menu

Dark Mode
Ide Keren dan Kreatif, Bantuan Makan Sahur di Depok 20 Alasan Warga Nyaman Tinggal di Kota Depok Santika Hotel Depok Kenalkan Menu Malaysia Kota Depok Masuk Zona Rawan Narkoba Duh! Ada 3700 Perceraian Di Depok Selama 2016, Media Sosial Menjadi Penyebab Utama

Ragam

Melihat Sekilas Potensi Wisata Jawa Barat Berbasis Kereta Cepat Whoosh

badge-check


					Melihat Sekilas Potensi Wisata Jawa Barat Berbasis Kereta Cepat Whoosh Perbesar

Oleh: Bang Fai

Saya merasa sangat bersyukur mendapat kesempatan emas untuk mengikuti kegiatan FamTrip Railway atau High Speed Railway Familiarization Trip.

Acara ini digagas oleh ASITA Jawa Barat, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dari beberapa daerah yang menjadi destinasi perjalanan kami: Karawang, Bekasi, Purwakarta, Subang, dan Bandung.

Sebanyak 20 travel agent dari berbagai daerah — mulai dari Jabodetabek, Sumedang, Bandung, Surabaya, hingga Malaysia — berkumpul untuk menjelajahi potensi wisata baru di Jawa Barat yang terhubung melalui Kereta Cepat Whoosh.

Perjalanan ini bukan hanya tentang kecepatan transportasi, tapi juga tentang bagaimana infrastruktur modern bisa membuka gerbang baru bagi pariwisata daerah.

Day 1 – Menyusuri Jejak Sejarah di Karawang

Perjalanan dimulai dari Stasiun Halim, Jakarta. Dalam sekejap, Whoosh membawa kami melaju cepat menuju Karawang — hanya sekitar 20 menit!

Setibanya di sana, kami disambut hangat oleh Jajaka dan Mojang Karawang, serta tim dari Dinas Pariwisata Karawang.

Destinasi pertama kami adalah Grand Outlet Karawang, surga belanja bagi para pencinta brand internasional dengan diskon menggoda di setiap toko. Meski udara Karawang terasa cukup panas — maklum, kawasan industri — semangat kami tak surut sedikit pun.

Dari sana, kami beralih ke Rumah Proklamasi Rengasdengklok, saksi bisu perjalanan sejarah bangsa. Di sinilah Soekarno dan Hatta pernah “diasingkan” oleh para pemuda revolusioner agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Kami juga singgah di Rumah Abah Djiauw Kie Song, tokoh Tionghoa yang dengan tulus menyediakan rumahnya sebagai tempat pengasingan sementara bagi dua proklamator kita.

Menjelang sore, kami menuju Candi Jiwa Batujaya, satu-satunya candi di Jawa Barat. Situs purbakala ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, membentang seluas lebih dari 150 hektare dan kini telah menjadi Cagar Budaya Nasional.

Day 2 – Dari Bekasi hingga Purwakarta: Warisan dan Kreativitas Lokal

Hari kedua, kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Juang Bekasi. Di tempat bersejarah ini, kami menelusuri perjalanan panjang bangsa dari masa pra-sejarah hingga kemerdekaan. Koleksi prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, hingga dokumentasi perjuangan melawan penjajahan, tersaji dengan apik di dalam gedung ini.

Dari nuansa sejarah, kami beralih ke dunia industri modern dengan mengunjungi Pabrik Sari Roti. Kami diperkenalkan pada proses pembuatan roti yang terkenal itu — dari bahan mentah hingga produk jadi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menjelang sore, perjalanan berlanjut ke Pusat Keramik Plered, Purwakarta. Di sini, kami tidak hanya melihat hasil karya kerajinan tangan yang diekspor ke Eropa dan Amerika, tapi juga ikut mencoba membuat dan mewarnai keramik sendiri.

Sore berganti malam, dan aroma khas Sate Maranggi Plered menjadi penutup yang sempurna untuk hari yang panjang. Rasanya, memang tiada tandingan!

Usai makan malam, kami menuju Sari Ater, Subang, untuk beristirahat sambil menikmati kehangatan air panas alami yang menyegarkan tubuh dan pikiran.

Day 3 – Kearifan Lokal di Lembur Pakuan

Keesokan paginya, kami menuju tempat yang sedang viral: Lembur Pakuan Sukadaya, Subang.

Sebenarnya, tempat ini bukan destinasi wisata resmi, melainkan kawasan tempat tinggal Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (Babah Aing). Namun, berkat penataan lingkungan yang rapi, pengelolaan sawah yang apik, serta pemberdayaan masyarakat sekitar, kawasan ini berkembang menjadi contoh hidup dari wisata berbasis kearifan lokal.

Banyak pengunjung datang untuk sekadar melihat dan belajar dari harmoni antara manusia, budaya, dan alam yang dihidupkan di Lembur Pakuan.

Perjalanan kami berakhir di Bandung, dengan singgahan terakhir di pusat pembuatan Wayang Golek milik Bapak Ruhiyat, generasi kedua dari keluarga perajin wayang ternama. Wayang golek, sebagai ikon budaya Sunda, selalu menarik perhatian wisatawan mancanegara yang datang untuk menyaksikan seni tradisi ini secara langsung.

Penutup

FamTrip ini membuka mata kami bahwa Kereta Cepat Whoosh bukan sekadar simbol kemajuan teknologi transportasi, tetapi juga jembatan yang menghubungkan potensi wisata, budaya, dan ekonomi di Jawa Barat.

Indonesia sungguh kaya — tidak hanya alamnya yang indah, tapi juga sejarah, budaya, dan keramahan masyarakatnya.

Mari kita terus mengenalkan destinasi wisata Indonesia kepada dunia, agar pesona negeri ini semakin mendunia.

 

Salam Pariwisata!

Bang Fai

Batuta Travelindo

📞 +62 811 9785 033

Facebook Comments Box

Read More

Khadimul Ummah Madani : Bencana Banjir & Longsor di Sumatera: Duka Mereka, adalah Panggilan Kebaikan Kita

5 December 2025 - 05:22 WIB

PKS Cilangkap Gelar Senam KSN dan Pemeriksaan Kesehatan di Pesona Laguna 2

4 December 2025 - 15:35 WIB

3 December 2025 - 09:57 WIB

Pelatihan Bekam Syar’i Resmi Ditutup, PKS Depok Harap Peningkatan Ketrampilan Kader 

3 December 2025 - 06:41 WIB

Kopdar Ke-5 LPQQ Indonesia DPD Kota Depok: “Perkuat Literasi, Kokohkan Kolaborasi, Percepatan Aksi

2 December 2025 - 18:31 WIB

Trending on Ragam